KEPALA Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kepulauan Riau, Dicky Wijaya, menyayangkan masih maraknya praktik memperlantarkan para pekerja oleh perusahaan pemberi kerja seperti yang terjadi baru-baru ini, yang menimpa puluhan pekerja bangunan dari Jawa Barat di Batam.
Dicky mengakui adanya kasus tersebut, namun, ia menjelaskan para pekerja itu adalah subkontraktor (subcon) dari perusahaan luar Batam dan tidak terdaftar di Disnakertrans.
“Pekerja dari luar Kepri subcon dari luar Kepri. Banyak yang seperti ini. Jadi tidak terdata,” kata Dicky, Rabu (13/8/2025), seperti dikutip dari Bisnis.com.
Menurut Dicky, para pekerja tersebut bekerja di PT Tunas Kabil melalui subkontraktor. Masalahnya, mereka didatangkan langsung dari Pulau Jawa tanpa melalui prosedur yang benar dan tidak melapor ke Disnaker. Kondisi ini membuat Disnakertrans tidak bisa memberikan perlindungan hukum.
“Kasihan pekerjanya. Kami enggak bisa lindungi. Kalau kami ke sana ya mereka jatuhnya ilegal. Kami enggak bisa lacak, tidak ada aturan apa pun karena mereka liar,” ujarnya.
Maraknya kasus seperti ini, kata Dicky, menjadi tantangan tersendiri bagi pengawasan ketenagakerjaan.
Banyaknya pekerja dari luar daerah yang masuk tanpa melalui jalur resmi membuat mereka rentan terhadap eksploitasi, seperti tidak dibayar gajinya atau tidak mendapatkan hak-hak dasar sebagai pekerja.
“Tanpa data dan laporan yang jelas, pengawasan menjadi sulit dan pekerja menjadi tidak berdaya” pungkasnya.
Sebagaimana yang diketahui, sebelumnya, viral berdar sebuah video yang diunggah di media sosial TikTok yang berisi dukungan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, untuk puluhan pekerja bangunan asal Jawa Barat yang diterlantarkan tanpa digaji di Batam.
Dalam videoa tersebut, salahseorang pekerja bernama Chandra meminta perlindungan kepada Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
Ia mengaku sebagai warga Jawa Barat dan menyebut ada 63 pekerja yang mengalami nasib serupa: gaji tidak dibayar selama lebih dari satu bulan dan diusir dari tempat tinggal mereka.
“Saya, Chandra, sebagai warga Jawa Barat, minta perlindungan ke Kang Dedi Mulyadi. Saya di sini sama rekan-rekan, 63 orang, ditindas sama orang China. Hak saya, keringat saya selama satu bulan lebih gak dibayar. Saya minta tolong bantuannya,” kata Chandra dalam video tersebut.
“Saya kerja, bukan apa-apa. Sekarang gaji gak dibayar, suruh keluar juga langsung hari ini. Tolong tanggapi Pak Dedi, tolong sebesar-besarnya.”
Dalam vidoe tersebut, nampak juga Dedi Mulyadi yang berjanji akan memulangkan segera puluhan pekerja asal Jabar tersebut.
“Buat saudaraku, sahabatku, dulur kuring, dulur aing, insyaallah kita akan segera tangani,” kata Dedi dalam video tersebut.
Dedi Mulyadi menegaskan, prioritasnya saat ini adalah keselamatan dan kepulangan para pekerja. Pihaknya juga akan mempelajari jalur hukum terkait masalah hak upah yang belum dibayarkan. (*)