GATOT Brajamusti alias Aa Gatot memang masih ditahan polisi karena kasus penggunaan sabu dan kepemilikan senjata api ilegal yang melilitnya. Tapi, film terbarunya, DPO (Detachement Police Operation) sudah bisa wara wiri di berbagai gefung bioskop mulai kamis lalu.
Film yang diproduksi Brajamusti Films yang notabene milik Gatot dan Putaar Production tersebut awalnya sempat dikabarkan tertunda penayangannya.
Dhoni Ramadhan dari Putaar Production mengungkapkan alasan mengapa film yang memasang Aa Gatot –sapaan akrab Gatot– sebagai pemain utama tetap melenggang di bioskop. Menurut Dhoni, apa yang menimpa Aa Gatot adalah masalah pribadi.
“Tak ada alasan menunda tayang DPO sebab film ini merupakan sebuah karya kolektif yang melibatkan banyak orang, sehingga tidak ada hubungannya dengan peristiwa yang dialami pemainnya,” ujar Dhoni dilansir dari Detik dalam rangka pemutaran perdana film tersebut di Epicentrum XXI, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (15/9/2016).
Jika penayangan DPO ditunda, maka pihaknya akan lebih kesulitan. Pasalnya untuk mendapatkan kepastian jadwal tayang dari pihak ekshibitor saja harus menunggu sekitar setahun. Lagipula pihaknya telah mengantongi izin untuk merilis DPO sesuai jadwal dari Aa Gatot.
Film yang juga memasang Torro Margens, Thomas Joseft, Nabila Putri, Afdhal Yusman, dan Deswyn Pesik dalam jajaran pemainnya itu sesungguhnya telah rampung sejak 2015. Pembuatannya bahkan berlangsung setahun sebelumnya.
Perihal kasus yang menimpa guru spiritual penyanyi Reza Artamevia itu, Dhoni mengaku kecewa karena mencoreng promosi film. Dia bahkan pasrah jika film tersebut emoh ditengok penonton.
“Karena memang keadaannya seperti ini. Saya sendiri masih bersyukur filmnya sudah jadi dan bisa ditayangkan di bioskop,” ujarnya dilansir Beritasatu.com.
LM Belgant yang ditunjuk sebagai sutradaraDPO mengaku kapok bekerja sama dengan pria yang sekarang menghuni rumah tahanan Polda Nusa Tenggara Barat (NTB) itu. “Jadwal syuting jadi molor terus. Dia keras (kepala) dan susah diarahkan. Mungkin sudah karakternya begitu kali ya?” lanjut Belgant dinukil dalam laman Antaranews.
DPO yang berstempel untuk penonton 17 tahun ke atas berkisah tentang gembong kriminal bernama Satam (diperankan Torro Margens) yang telah lama diincar Interpol. Satam sangat sulit dibekuk karena selalu menjadikan daerah kumuh yang padat penduduk sebagai markas.
Para penduduk setempat dijadikan tumbal bila pihak pemerintah berani menyerang. Mendengar Satam sedang beroperasi di Indonesia, dibentuklah tim elit bernama Detachement Police Operation alias DPO yang dipimpin Kapten Sadikin (Gatot) untuk menyerang markas sang bos penjahat.
Menurut catatan filmindonesia.or.id, DPO merupakan film keenam yang dibintangi Gatot selain Bait Surau (2015), Sayap Kecil Garuda (2014), Azrax (2013), Ummi Aminah (2012), dan Tanah Surga (2012).
Sebagian besar film yang dibintangi mantan ketua umum Persatuan Artis Film Indonesia (Parfi) itu adalah hasil produksinya sendiri melalui Brajamusti Films. ***