PENGELOLA air bersih sebelumnya di Batam, ATB merasa tersinggung terkait pernyataan Kepala BP Batam, Muhammad Rudi saat polemik demo air bersih warga Perumahan Putra Jaya baru-baru ini.
Saat itu, Rudi menyatakan bahwa penyebab suplai air macet karena kondisi pipa dan infrastruktur air milik Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) yang sudah tua, sehingga perlu diganti dan tentu saja membutuhkan anggaran yang besar sekitar Rp 1 triliun.
Presiden Direktur ATB, Benny Andrianto mengatakan seluruh aset SPAM yang diserahkan oleh ATB kepada BP Batam di akhir masa konsesi, telah diverifikasi, dan divalidasi oleh Pihak yang berkompeten yakni PT Surveyor Indonesia, dan dinyatakan dalam kondisi baik dan berfungsi normal.
“Lebih dari itu semua pipa menuju kearah Batu Aji, Sagulung, Tanjung Uncang, dan Batam Centre termasuk kelompok pipa baru yang berumur kurang dari 10 tahun. Hal ini dapat dimaklumi, karena pemasangan pipa mengikuti pertumbuhan penduduk yang sedang berkembang pada daerah tersebut,” paparnya.
Saat peralihan aset, kontinuitas suplai air bersih di Batam yakni 23,7 jam per hari, dengan kuantitas suplai rata-rata 160 liter/orang/hari. “Kami serahkan pengelolaan SPAM kepada BP Batam dalam kondisi terbaik. Bahkan, tidak ada outstanding pengaduan pelanggan, dan sambungan rumah pada saat itu,” paparnya.
Oleh sebab itu, pernyataan Rudi terkait kondisi aset yang sudah tidak berfungsi dengan baik menjadi penyebab utama kendala suplai air bersih dianggap tidak tepat.
“Perlu saya sampaikan bahwa permasalahan matinya aliran air di Tanjung Uncang, semata-mata adalah masalah kurangnya pasokan kapasitas pengolahan air, dan bukan karena masalah kualitas pipa, sehingga dalih tersebut sangat tidak relevan,” ujarnya.
Ia juga mengungkapkan solusi untuk mengatasi masalah pasokan air di Tanjung Uncang. “BP Batam seharusnya sudah harus membangun tambahan kapasitas pengolahan hingga 400 liter per detik selama 2 tahun terakhir, dan penambahan pipa distribusi yang memadai. Tanpa itu jangan harap permasalahan air dapat dibereskan, apalagi kalau cuma mengandalkan tangki air, sehingga sebaiknya jangan mencari kambing hitam,” paparnya.
Sebelumnya, Rudi memberi tenggat kepada BU SPAM BP Batam agar paling lambat Februari ini air sudah mengalir penuh di Perumahan Putra Jaya. “Saya mau lihat hasilnya di lapangan nanti. Saya sebagai pengambil putusan, kalau ada (pejabat BP Batam) yang tak ikut, mending dia minggir saja. Saya ingin semuanya baik-baik saja,” jelasnya.
Di depan warga, Rudi juga memberikan 3 solusi untuk mengatasi masalah suplai air, yakni perbaikan pada water treatment plant (WTP) eksisting yang nantinya diprediksi selesai Februari 2023.
Kemudian, menyediakan pasokan air bersih sebanyak 45 ribu liter atau setara dengan 9 tangki air bersih untuk warga. Dan menambah WTP baru yang akan membantu suplai air bersih yang ditargetkan selesai Juni 2023 (leo).