SETELAH dua pekan berlalu bencana tanah longsor di Pulau Serasan, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, sebagian pengungsi sudah kembali ke rumahnya masing-masing.
Demikian disampaikan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Natuna, Raja Darmika di Serasan, dikutip dari Antara, Sabtu (18/3/2023).
Dia mengatakan, sekitar dua ribuan lebih warga yang mengungsi, dianjurkan untuk kembali ke rumahnya, namun baru sebagian yang meninggalkan posko-posko pengungsian.
“Iya, hasil rapat dan karena listrik pun sudah nyala, dianjurkan untuk pulang,” ucapnya.
Selain itu, kata dia, sebagian pengungsi juga telah mulai membersihkan rumah mereka dampak dari material longsor di Desa Pangkalan, Kampung Genting, Serasan pada Sabtu (18/3) pagi.
Sementara itu, data pengungsi di beberapa posko pengungsian berdasarkan data BPBD setempat yang masih tersisa berjumlah 696 orang pada Sabtu (18/3), dari total pengungsi sebelumnya berjumlah 1.605 orang pada Kamis (16/3).
Rinciannya berikut ini:
- Posko PLBN Serasan berjumlah 29 orang
- Kampung Pelimpak 31 orang
- Kampung Hilir 66 orang
- Batu Berian 56 orang
- Desa Payak 9 orang
- Tanjung Setelung 3 orang
- SMA 1 Serasan (korban terdampak langsung) 203 orang
- Desa Air Nusa 152 orang
- Desa Jermalik 63 orang
- Desa Arun Ayam 77 orang
- Air Ringau 7 orang.
Selain itu, data terbaru BPBD rumah yang terdampak berjumlah 147 rumah, satu mushola, dan satu sekolah dasar juga akan ikut direlokasi ke wilayah baru yang akan disiapkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Pemukiman Rakyat (PUPR) di wilayah Kampung Lintang Desa Pangkalan, Serasan.
Raja mengatakan, Sabtu kemarin jug merupakan hari terakhir pencarian korban setelah ditetapkan oleh pemerintah setempat atas perpanjangan masa pencarian terhitung dari 16 s.d 18 Maret 2023.
Data sementara korban meninggal sebanyak 50 orang dengan rincian 49 teridentifikasi, satu jenazah belum teridentifikasi. Korban yang masih dinyatakan hilang berjumlah 4 orang, korban luka berat 4 orang dengan rincian 3 orang dirawat di Kalimantan, 1 orang dirawat di Ranai, Natuna.
(*/pir)