CUACA ekstrem yang melanda di perairan Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), membuat harga ikan segar naik hingga dua kali lipat.
Misalnya, di Pasar Ranai, Natuna, harga ikan segar mengalami kenaikan dari sebelumnya Rp 25 ribu menjadi Rp 50 ribu per kilogram (kg) akibat cuaca ekstrem.
“Sudah dari dulu seperti itu, kalau pas musim utara, pasti ikan akan mahal. Nanti kalau musim utara sudah lewat, harga ikan pasti akan turun lagi ke harga normal,” kata Sarman, pedagang di Pasar Ikan Ranai, Natuna, Minggu (5/2/2023).
Terpantau semua jenis ikan mengalami kenaikan harga, seperti jenis ikan karang, yang biasanya hanya dijual dengan harga Rp 25 ribu per kilogram, naik menjadi Rp 40 ribu.
Sedangkan untuk ikan pelagis jenis tuna harga normal Rp 15 ribu sampai dengan Rp 20 ribu per kg, kini mencapai Rp 30 ribu hingga Rp 40 ribu per kg. “Bahkan untuk ikan jenis mayuk, tembus di harga Rp 50 ribu per kilogram,” ujar Sarman.
Dia menyebutkan, cuaca ekstrem diperkirakan berlangsung hingga Maret, dan harga ikan akan diperkirakan kembali normal tergantung kesiapan serta jumlah nelayan yang melaut.
“Gelombang tinggi dan angin kencang, membuat sebagian besar nelayan tidak melaut, dengan alasan risiko terlalu tinggi,” katanya lagi.
Meskipun harga ikan naik hingga dua kali lipat, namun kata dia, penjualan ikan berjalan normal dan tetap ada pembeli setiap harinya, hanya saja pasokan serta jenis ikan yang berkurang.
“Masya Allah, mahalnya harga ikan,” kata Dela (31) saat membeli ikan di Pasar Ranai.
Dia mengaku, harga ikan tersebut membuat dirinya harus mengeluarkan uang belanja lebih besar dibandingkan hari-hari sebelumnya.
“Sebab jika tidak ada ikan sebagai lauk, nafsu makannya berkurang. Tahu sendirilah kita orang Natuna ini, kalau makan tak ada ikan rasanya tak kenyang, memang sudah kebiasaan makan harus ada ikan. Jadi mau tak maulah harus keluar uang belanja lebih,” kata Dela.
(*/pir)