CUACA ekstrem masih melanda wilayah Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), termasuk di Kabupaten Bintan. Untuk itu, Kepolisian Resor (Polres) Bintan, membentuk tim patroli pantai untuk mencegah korban di laut saat cuaca ekstrem.
“Kita berkolaborasi dengan instansi terkait, baik pemerintahan dan perangkat desa untuk mencegah warga berenang saat gelombang laut tinggi yang disertai hujan deras dan angin kencang” ujar Kepala Seksi Humas Polres Bintan, Iptu Alson dikutip dari Antara, Rabu (1/2/2023).
Alison mengatakan,sSalah satu pantai yang diawasi adalah Pantai Trikora di Desa Malang Rapat dan Desa Teluk Bakau.
“Kami tidak ingin ada lagi korban tenggelam di laut seperti yang terjadi baru-baru ini di Partai Trikora,” katanya.
Selain itu, ia juga mengimbau wisatawan domestik dan wisman untuk tidak berenang di laut selama musim angin utara. Gelombang di laut di Perairan Bintan mencapai 3—5 meter sehingga membahayakan keselamatan orang yang berenang.
“Tekanan air bawah laut juga tinggi sehingga membahayakan orang yang berenang,” ujarnya.
Kemudian, lanjut Alson, pihaknya juga mengingatkan nelayan tradisional, terutama yang menggunakan kapal atau perahu kecil untuk tidak melaut saat cuaca ekstrem.
Ratusan nelayan sejak 2 bulan lalu tidak melaut saat gelombang laut tinggi. Namun, lanjut dia, masih ada sejumlah nelayan tradisional yang menggunakan perahu kecil nekat melaut.
“Satu orang nelayan tradisional Bintan baru-baru ini hanyut di hantam gelombang hingga ke Perairan Bangka Belitung. Beruntung nelayan tersebut dapat selamat setelah terombang-ambing selama 7 hari. Kami berharap kejadian yang sama tidak terulang lagi,” ucapnya.
Alson juga mengingatkan warga yang tinggal di pesisir Bintan untuk mewaspadai angin kencang dan banjir rob. Warga diharapkan menebang pohon yang membahayakan keselamatan mereka.
“Jangan sampai pohon-pohon itu tumbang diterpa angin kencang,” katanya.
(*/pir)