FAKTOR cuaca tidak bersahabat membuat penikmat musik jazz di Batam harus menunda sebentar keinginan menikmati Batam Jazz Festival (BJF). Sejatinya, festival ini digelar akhir Juni ini Taman Dang Anom, tapi karena terkendala cuaca, maka ditunda hingga 30-31 Juli mendatang.
“Karena BJF ini konsepnya bukan digelar di dalam gedung, tapi di ruang terbuka (outdoor). Roh musik jazz berada disana (outdoor). Karena cuaca beberapa hari ini hujan, maka kami pertimbangkan festival ini diundur,” kata Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata (Kadisbudpar) Batam, Ardiwinata, Senin (27/6).
Untuk tempat penyelenggaraan, masih di Taman Dang Anom. Alasannya karena taman tersebut berlatarkan pemandangan taman kota yang indah, apalagi di sore hari.
“Saya perna merasakan suasana senja di Dang Anom sangat keren, penonton jazz duduk pakai bean bag (bantal duduk),” terangnya.
Selain itu, taman ini memiliki lokasi yang strategis sehingga masyarakat dari penjuru manapun bisa datang menyaksikan musik ini.
“Amenitas sudah mendukung, event musik ini (BJF) harus mendunia. Sebagai ASN kita wajib melaksanakan yang terbaik untuk Batam. Karena kegiatan ini bisa meningkatkan PAD (Pendapat Asli Daerah),” ucapnya.
Tahun pertama digelar, BJF akan menghadirkan musisi lokal Batam, yakni Coa, Tanaka Manalu, X Soul, Chepy Soekardy Quintet, dan Malaykustik. Di tahun-tahun selanjutnya, kegiatan ini akan menghadirkan musisi Indonesia bahkan luar negeri.
Ia berharap iven seperti BJF dapat mendongkrak kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Terlebih saat ini wisman sudah mulai berdatangan ke Batam.
“Event paling cepat mendatangkan wisman serta dapat meningkatkan lenght of stay (lama tinggal),” ujarnya (leo).