KEMENTERIAN Dalam Negeri Hamas memperingatkan akan terjadinya krisis kemanusiaan dan lingkungan. Pasalnya, lebih dari 1.000 mayat warga Palestina terperangkap di bawah reruntuhan bangunan yang hancur akibat serangan udara Israel di Gaza.
Juru bicara kementerian dalam negeri Hamas, Eyad al-Bozom, menyatakan keprihatinannya atas mayat-mayat yang membusuk tersebut.
“Lebih dari 1.000 orang hilang di bawah reruntuhan bangunan setelah banyak orang lainnya berhasil dikeluarkan hidup-hidup 24 jam setelah bangunan-bangunan tersebut hancur,” lapor tim pertahanan sipil Palestina dalam sebuah pernyataan pada Minggu (15/10/2023), dikutip dari mediaindonesia.com.
Gempuran Israel telah terjadi selama lebih dari sepekan. Serangan ini membuat seribu orang di jalur Gaza tertimbun reruntuhan.
Dilansir dari detikcom, Otoritas Pertahanan Sipil Palestina melaporkan akibat gempuran Israel yang telah terjadi selama lebih dari sepekan menyebabkan lebih dari 1.000 orang dinyatakan hilang di Jalur Gaza. Orang-orang tersebut diduga kuat tertimbun reruntuhan bangunan yang hancur.
Dilansir Al Jazeera, Senin (16/10/2023), tim pertahanan sipil Palestina dalam pernyataannya menyebutkan ada yang terluka dan tewas di antara lebih dari 1.000 orang yang diduga tertimbun reruntuhan.
Disebutkan juga oleh tim pertahanan sipil Palestina bahwa banyak orang yang berhasil diselamatkan dalam keadaan hidup. Mereka diselamatkan setelah lebih dari 24 jam tertimbun reruntuhan bangunan.
Israel membombardir wilayah Jalur Gaza selama lebih dari sepekan terakhir, dengan otoritas setempat melaporkan sedikitnya 2.670 orang tewas sejauh ini.
Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza juga mengonfirmasi bahwa lebih dari 700 korban tewas di antaranya merupakan anak-anak.
Sementara itu, nyaris 10.000 orang lainnya mengalami luka-luka akibat serangan udara Israel yang meratakan banyak bangunan di Jalur Gaza, yang padat penduduk.
Situasi semakin sulit dengan pasokan medis yang menipis dan rumah sakit setempat kewalahan menangani banyaknya korban luka.
Serangan udara Israel itu dilancarkan untuk membalas serangan Hamas pada Sabtu (7/10/2023) lalu, yang melibatkan penyerbuan ratusan militan bersenjata ke kota-kota di Israel bagian selatan dan rentetan roket yang ditembakkan dari Jalur Gaza.
Otoritas Israel melaporkan sejauh ini lebih dari 1.400 orang tewas akibat serangan Hamas tersebut.
Sementara itu, militer Israel sejak akhir pekan lalu menyerukan agar warga sipil yang tinggal di Jalur Gaza bagian utara segera mengungsi ke wilayah selatan, yang diduga menjelang serangan darat oleh pasukan Tel Aviv. Diperkirakan lebih dari 1 juta orang tinggal di wilayah Jalur Gaza bagian utara.
Seruan Israel itu dianggap, oleh Arab Saudi, sebagai ‘pengusiran paksa’ warga Palestina dari Jalur Gaza, dan dikecam keras oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan organisasi-organisasi internasional lainnya.
(ade)