KEMENTRIAN Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (SDA) akan segera membangun Bendungan Kering (dry dam) di Ciawi dan Sukamahi. Pembangunan dry dam ini merupakan bagian dari masterplan penanggulangan banjir di Jakarta.
Kepala Pusat Bendungan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Imam Santoso mengatakan bahwa bendungan kering di Ciawi dan Sukamahi merupakan yang pertama kalinya dibangun di Indonesia.
“Jadi Bendungan Ciawi ini adalah bendungan yang pertama kali kita bangun di Indonesia yang tidak menampung air makanya dinamakan bendungan kering,” kata Imam.
Menurut dia, kedua bendungan ini tidak akan dialiri dengan air untuk keperluan irigasi atau air baku, namun lebih berfungsi untuk mengejar kapasitas pengendalian banjir, karena saat hujan datang, bendungan akan menampung air dan memperlambat aliran air hujan ke Jakarta.
Imam mengungkapkan bahwa kedua bendungan kering tersebut dirancang untuk dapat menampung air sebanyak 189 meter kubik per detik.
“Bendungan itu kira-kira 13 persen dari kapasitas total Ciliwung yang ada di Jakarta,” ujarnya seperti dikutip dari laman PU.go.id.
Imam menuturkan, jika pembangunan kedua bendungan kering tersebut diikuti dengan selesainya normalisasi Kali Ciliwung yang berlokasi di Jakarta Outter Ring Road (JORR) sampai Manggarai, kemudian diikuti dengan pelebaran pintu air Manggarai dan Karet, serta selesainya sodetan Ciliwung ke Kanal Banjir Timur, maka diharapkan banjir di Jakarta dapat tertanggulangi.
“Kalau kita kurangi lagi dengan sodetan dan normalisasi, banjir yang terjadi tidak terlalu besar. Jadi itu satu rangkaian untuk mengurangi beban yang ada di Jakarta,” ucap Imam.
Dia menilai banjir di Jakarta tidak bisa dihilangkan sama sekali, namun bisa dikurangi. Ia menyatakan pihaknya telah menyiapkan anggaran untuk Bendungan Ciawi sebesar Rp820 miliar dan Bendungan Sukamahi sebesar Rp480 miliar. Kedunya ditargetkan memasuki tahap tanda tangan kontrak pada akhir tahun 2016. ***