DUNIA industri butuh suplai air yang terjamin mengalir 24 jam. Sebagai kota industri, berita tentang Batam selalu menarik perhatian dunia internasional.
Maka tidak heran, untuk menjaga citra Batam tetap positif di mata investor asing, pelayanan utilitas seperti air bersih harus terus dijaga berada di level tertinggi.
Terkait hal tersebut dan melihat kondisi terkini belum adanya kepastian siapa yang akan menjadi mitra BP Batam dalam pengelolaan SPAM, kalangan dunia usaha Batam kembali menyoroti terkait penyediaan air bersih dikota industri ini.
Kepada GoWest Indonesia, Wakil Ketua Himpunan Kawasan Industri (HKI) Indonesia, Oka Simatupang mengungkapkan, sebagai kota industri, Batam harus benar-benar ditopang dengan ketersediaan air bersih yang cukup dan pelayanan yang maksimal.
“Industri merupakan salah satu pilar penopang perekonomian di Kepri, khususnya Batam. Kontribusi terhadap perekonomian mencapai lebih dari 60 persen, yang disumbangkan oleh industri pengolahan,” kata Wakil Ketua Himpunan Kawasan Industri (HKI) Indonesia, Oka Simatupang, baru-baru ini.
Menurut Oka, selama ini tidak ada persoalan berarti antara pengusaha industri dan pengelola air bersih di Batam. Apalagi, selama berpuluh-puluh tahun, suplai air berjalan lancar, sehingga industri pun terbantu dalam tiap operasionalnya.
Kalangan industri memiliki harapan besar bahwa lelang Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) berjalan lancar, mengingat betapa pentingnya layanan utilitas air yang profesional bagi kelangsungan industri di Batam.
“Semua industri butuh air. Baik untuk urusan kecil, hingga untuk urusan produksi. Bahkan, ada sejumlah industri menggunakan air bersih sebagai komponen utama. Jadi, kami berharap yang terbaik dari BP Batam sebagai regulator SPAM,” tuturnya.
Sebagai kota industri, Batam memiliki sekitar 1.309 industri unggul, baik dari penanaman modal asing (PMA), maupun penanaman modal dalam negeri (PMDN), dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 169 ribu pekerja dari hasil produksi migas dan non-migas.
*(rky/GoWest)