PADA Agustus 2021, Indeks Harga Konsumen (IHK) Batam tercatat sebesar 105,01, sehingga terjadi deflasi 0,44 persen.
“Deflasi terjadi karena penurunan IHK dari 105, 47 dari Juli menjadi 105,01 pada Agustus. Dilihat dari kelompoknya, deflasi terjadi karena adanya penurunan indeks pada tiga kelompok pengeluaran,” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Batam, Rahmad Iswanto, Rabu (8/9).
Adapun tiga kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan yakni kelompok makanan, minuman dan tembakau turun sebesar 1,36 persen.
Kelompok transportasi sebesar 0,83 persen dan kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,19 persen.
Rahmad menambahkan dari 24 kota yang menjadi patokan IHK di Sumatera, tercatat lima kota mengalami inflasi dan 19 kota mengalami deflasi.
Kota Batam dan Tanjungpinang masing-masing menduduki peringkat kedua dan kelima dari 19 kota yang mengalami deflasi di Sumatera.
Andil komoditas yang mendorong terjadi deflasi di Batam yakni daging ayam ras, angkutan udara, bayam dan cabai merah.
Meski begitu, walau inflasi cukup terkendali, tetap masih harus diwaspadai, karena ada 10 komoditi penyumbang inflasi dalam kurun waktu Januari hingga Agustus 2021.
Di antaranya, beras, minyak goreng, ikan mujair, daging ayam, ikan benggol, mi instan, rokok kretek, rokok putih serta bawang putih.
Menurut data BPS Batam, tercatat inflasi tahun kalender (Januari– Agustus) 2021 sebesar 0,32 persen. Inflasi tahun ke tahun (Agustus 2021 terhadap Agustus 2020) sebesar 1,71 persen.
*(rky/GoWest)