PRESIDENT Director Kabil Integrated Industrial Estate, Peter Vincent mencurahkan keluh kesahnya kepada Badan Pengusahaan (BP) Batam. Keluhan tersebut yakni karena kondisi Jalan Hang Kesturi, tepatnya di depan Kawasan Industri Taiwan, saat ini kondisinya rusak parah dan berpotensi membahayakan karyawan serta berpotensi menganggu proses lalu lintas produksi.
Hal tersebut ia sampaikan kepada Kepala Biro Humas, Promosi dan Protokol BP Batam, Ariastuty Sirait, yang kemudian ditindaklanjuti dengan kunjungan lapangan di titik kerusakan jalan tersebut.
Ruas jalan tersebut berstatus jalan yang dipelihara oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kepri, berdasarkan Keputusan Gubernur Kepulauan Riau Nomor 1863 Tahun 2016. Proses pembangunan, pemeliharaan, serta penjagaan berada pada ranah Pemprov Kepri.
Kondisi jalan terlihat berlubang dan berbahaya bagi pengendara, ditambah lagi daerah tersebut merupakan jalan di area kawasan industri. Kekhawatiran Peter semakin menjadi, karena salah satu audit internasional mewajibkan jaminan keselamatan karyawan yakni Home to Home Safety.
“Dengan kondisi jalan rusak ini, kita semua itu gagal di audit tersebut, karena dianggap tidak aman jalannya untuk karyawan kita. Kami minta bantuan benar-benar pada pemerintah, kalau boleh kami dibantu secepatnya supaya tidak gagal di audit internasional agar bisa segera di atasi,” ungkapnya.
Peter melanjutkan, bahwa untuk semua proyek di Kawasan Industri Kabil yang ranahnya internasional, maka terdapat aturan dan prosedur ketat yang ditetapkan, yakni Home to Home Safety. Prosedur ini mengharuskan perusahaan memastikan keselamatan karyawan mulai dari rumah menuju lokasi bekerja, hingga kembali ke rumah dengan selamat. Pihaknya bahkan telah menerima surat elektronik, bahwa jalan rusak ini dipertanyakan dan berpotensi menggagalkan proyek yang akan dimulai setelah pandemi.
“Kabil saat ini setelah pendemi kondisinya sangat baik. Kita tahu ya selama 2 tahun lebih kita dilema, bisnis berkurang, produksi berkurang, projek berhenti. Sekarang kondisi sangat baik. Migas sudah mulai naik, sekarang Kawasan Industri Kabil, semua tenant kami sudah menuju kapasitas penuh, semua mulai berproduksi penuh,” katanya lagi.
Saat ini Kabil telah bersiap dengan sejumlah proyek besar asal Australia, Inggris, hingga Timur Tengah yang akan menyerap 6 ribuan tenaga kerja. Menurut Peter, apabila kondisi jalan masih rusak dan terjadi lakalantas, maka perusahaan dianggap gagal proses audit internasional dan berpotensi kehilangan proyek.
Dalam kesempatan ini, Peter juga menyampaikan terima kasih BP Batam telah membangun jalan baru di sisi kanan arah Kabil ke Batam Center yang telah digarap tahun lalu. Ia berharap, pemerintah dapat memberikan aksi proaktif juga untuk memperbaiki kondisi jalan di arah sisi kiri (Kabil – Nongsa).
“Kami terima kasih BP Batam sudah membangun satu jalan depan Kawasan Taiwan ya. Harapannya untuk sisi sebelah kiri juga diperbaiki, dan demi keamanan kalau bisa jalan yang baru digunakan untuk dua jalur, kalau bisa jalan yang rusak sementara kita tutup, lalu re-route jalan yang satu arah dibuat dua arah, karena project ini akan jalan Agustus,” ungkapnya
Sementara itu, Basuki dari PT SMOE memberikan apresiasi apabila BP Batam dapat segera mengambil alih perbaikan jalan di kawasan ini. Menurutnya, perbaikan jalan ini akan menyelamatkan nasib 6 ribu karyawan yang akan mulai kembali melaksanakan projek SMOE pada bulan Agustus mendatang.
“Melihat kondisi jalan di depan, kami bersyukur sekali bakal ada rencana perbaikan oleh BP Batam. Menghindari lakalantas sebaiknya di re-route ke jalan sebelahnya yang bagus, yang sudah di buat BP Batam. Dan untuk Dishub mohon bantuan membuat rambu lalu lintas, sehingga pengalihan jalan di jalur baru, dapat berjalan lancar dan aman bagi pengendara dari dua arah,” katanya.
Kepala Biro Humas, Promosi dan Protokol, Ariastuty Sirait, menanggapi dengan serius. Meskipun wewenang pemeliharaan jalan bukan berada pada BP Batam, namun pihaknya memiliki perhatian besar, karena kerusakan berada pada Kawasan industri.
“Kami tentu amat sangat peduli terhadap kondisi ini, karena Batam sebagai daerah tujuan investasi, tentu penting untuk menjaga stabilitas dan kelancaran kegiatan industri di Batam. Kerusakan jalan ini, akan segera kami tindaklanjuti ya. Satu Jalan sudah kita bangun (jalan dari arah Kabil-Batam Centre), selanjutnya yang sedang rusak tentu jadi perhatian kami,” kata Tuty.
Tuty juga menegaskan, pihaknya akan berkoordinasi dengan internal BP Batam dan menindaklanjuti sesuai dengan prosedur dan mekanisme yang berlaku, mengingat kewenangan jalan tersebut berada mestinya pada Pemerintah Provinsi.
“Kami akan segera sampaikan ke pimpinan tentu berkoordinasi dengan unit terkait, untuk mencari solution terbaik demi kelancaran kegiatan industri di Batam. Aksi pertama yang mungkin akan kami lakukan adalah menutup jalan berlubang, dan re-route pengalihan jalur ke jalan yang baru dibangun, agar safety dulu seluruh pengendara yang melalui jalan ini,” pungkasnya (leo).