HUJAN tidak menyurutkan semangat anak-anak sekolah bermain gasing di Dataran Engku Putri Batam Centre, Jumat (13/12) kemarin.
Dengan berpakaian melayu seragam sekolah masing-masing, para pelajar itu melemparkan gasing dari tali pelontarnya ke lantai semen.
Permainan gasing massal ini dilaksanakan dalam rangkaian Kenduri Seni Melayu (KSM) 2019.
Agenda kebudayaan yang rutin dilaksanakan sejak 1999 ini disejalankan dengan perayaan Hari Jadi Batam ke-190.
“Gasing ini termasuk dalam pokok pikiran kebudayaan daerah (PPKD), yang salah satunya adalah permainan tradisional. Karena itu kita tampilkan juga di KSM,” terang Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Batam, Ardiwinata.

Ini kali kedua Disbudpar menggelar permainan gasing secara massal. Ardi mengatakan tujuannya adalah untuk melestarikan permainan gasing agar tidak punah ditelan zaman.
Pihaknya bekerja sama dengan Dinas Pendidikan untuk menghadirkan pelajar tingkat sekolah dasar dan menengah pertama. Anak-anak sekolah sengaja diajak agar mereka mengenal permainan tradisional masyarakat melayu ini.

“Supaya mereka kenal permainan yang biasa kakek mereka mainkan dulu. Terlihat mereka senang memainkannya. Apalagi sambil berhujan-hujan seperti ini,” ujarnya.
KSM 2019 berlangsung selama tiga hari. Dibuka pada Rabu (11/12) malam dengan menampilkan suguhan tari jogi massal. Tari jogi massal ini juga melibatkan anak-anak sekolah, sama seperti gasing, namun dominan perempuan.

Jumlahnya mencapai 1.000 orang. Juga berpakaian melayu seragam sekolah, mereka menyuguhkan tarian warga melayu “jadul” tersebut.
Pada malam kedua, panggung KSM 2019 diisi penampil dari dalam dan luar negeri. Mulai dari pegiat seni lokal Provinsi Kepulauan Riau, Yogyakarta, Sumatra Utara, Sumatra Selatan, dan sebagainya. Sampai penampilan seni budaya dari Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, Myanmar, Thailand, Kazakhstan, hingga Rusia.

Dan hari ketiga, rangkaian dimulai sore hari. Dengan permainan gasing massal. Serta dilanjutkan hingga malam hari dengan berbagai pertunjukan menarik lainnya. Termasuk band Malaysia yang tenar di era 90’an.
KSM 2019 Berakhir
KENDURI Seni Melayu (KSM) 2019 resmi ditutup Jumat (13/12) malam kemarin. Tiga pantun dari Sekretaris Daerah Kota Batam, Jefridin menandakan berakhirnya perhelatan kebudayaan ini.
Pantun penutupan yang dibacakan Jefridin mewakili Wakil Wali Kota Batam tersebut berbunyi:
Indah sungguh puisi dibaca
Maknanya padat bahasa seni
Terima kasih kepada semua peserta
Ikut dalam KSM tahun ini …
Bijak sungguh jejaka merayu
Merayu putri putra mahkota
Terus lestarikan seni melayu
Menuju Indonesia maju sejahtera …
Hendak sholat bentanglah sejadah
Sejadah dibentang tuan sugi
KSM berakhir sudah
Tahun depan bersua lagi …
“Atas nama Pemerintah Kota Batam kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh peserta yang telah ikut memeriahkan KSM ke-21 ini,” tutur Jefridin.
Sebelum resmi ditutup, Wakil Wali Kota Batam, Amsakar Achmad terlebih dulu menyerahkan sertifikat kepada para peserta.
Tak hanya Amsakar, tamu-tamu VIP lainnya juga didaulat untuk memberikan piagam ucapan terima kasih tersebut kepada delegasi seni yang berasal dari dalam dan luar negeri.
KSM merupakan agenda kebudayaan yang rutin dilaksanakan setiap tahun sejak 1999.
Tahun ini KSM berlangsung selama tiga hari, Rabu-Jumat (11-13/12) di Dataran Engku Putri Batam Centre. Berbagai penampilan seni menarik disuguhkan di panggung budaya ini. Mulai dari seni tari, musik, hingga puisi.

Sanggar-sanggar seni dan kelompok musik dari Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Sumatra Barat, Riau, Kepulauan Riau, sampai Yogyakarta ikut mengisi rangkaian acara KSM.
Sementara dari luar negeri, perwakilan Nanyang University Singapore menyuguhkan tarian dari Myanmar, Thailand, dan Rusia. Seniman dari Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, sampai Kazakhstan pun tak mau ketinggalan mempersembahkan kebolehannya di hadapan pengunjung.
Untuk menyemarakkan acara, pada malam pembukaan juga ditampilkan tari jogi massal yang melibatkan 1.000 pelajar sekolah dasar. Pelibatan anak-anak sekolah juga terlihat di hari ketiga. Yakni Jumat sore ketika siswa sekolah diajak bermain gasing bersama-sama di Dataran Engku Putri.
“Gasing ini termasuk dalam pokok pikiran kebudayaan daerah (PPKD), yang salah satunya adalah permainan tradisional. Karena itu kita tampilkan juga di KSM,” terang Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Batam, Ardiwinata.

Ini kali kedua Disbudpar menggelar permainan gasing secara massal. Ardi mengatakan tujuannya adalah untuk melestarikan permainan gasing agar tidak punah ditelan zaman.
Pihaknya bekerja sama dengan Dinas Pendidikan untuk menghadirkan pelajar tingkat sekolah dasar dan menengah pertama. Anak-anak sekolah ini sengaja diajak agar mereka mengenal permainan tradisional masyarakat melayu tersebut.
(*)