MUSEUM Batam Raja Ali Haji mendapat kunjungan dari 18 guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) jurusan usaha perjalan wisata se-Indonesia, Rabu (14/9). Tujuan kunjungan tersebut untuk mengetahui tentang perkembangan Batam.
Mereka disambut oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Batam, Jefridin Hamid. Ia menyampakan bahwa dengan kehadiran museum, maka warga Batam tidak akan pernah lupa dengan sejarah kotanya.
“Mudah-mudahan dengan keberadaan museum ini apalagi sekarang sudah pakai elektronik akan dapat mencatat seluruh jejak-jejak sejarah ini,” ujarnya.
Saat ini Batam sudah memasuki usianya yang ke 192 tahun, sejarahnya ada di museum Belanda, bahwa sejak tahun 1829 sudah ada pemerintahan di Batam.
“Dalam dokumen yang ditemukan disebutkan bahwa di Batam ini sudah ada pusat pemerintahan sejak 18 Desember 1829 dengan rajanya bernama Raja Isa. Jadi sejak saat itulah sejarah Batam dicatat sampai sekarang,” jelasnya.
Mantan Kepala Dinas Pendapatan Daerah (Kadispenda) Batam ini memaparkan bahwa Batam dirancang sebagai kota industri dan perdagangan.
Disamping itu, Batam sebagai daerah pelabuhan, sehingga memiliki pelabuhan baik internasional maupun domestik. Berbeda dengan daerah lainnya di Indonesia, Batam tidak memiliki lahan untuk bertani untuk bersawah.
Batam hanya mengandalkan letaknya yang strategis oleh karena itu Batam paling cocok sebagai daerah perdagangan dan kota MICE.
“Disini orang sering mengadakan rapat seperti Rakornas BKN se Indonesia yang digelar baru-baru ini,” tambahnya.
Salah satu sektor Pendapatan Asli Daerah (PAD) Batam berasal dari sektor pariwisata, pajak hotel, restoran dan pajak hiburan. Sekitar 24 persen PAD kita berasal dari sektor pariwisata, pungkasnya.
Sementara itu, Fasilitator Dispar Kemendikbud Ristek RI, Eti Sulistiawati mengatakan Batam dipilih sebagai pusat pembelajaran upskilling dan reskilling salah satunya, karena Batam dinilai sangat berkembang pariwisatanya.
“Terima kasih yang tidak terhingga kepada pemerintah daerah dan pihak industrinya. Saya sangat mengapresiasi wisata disini. Batam terpilih karena memang dinilai layak dari seleksi dan kami akui itu,” sebutnya.
Etti berharap agar kerja sama ini bisa terus lanjut agar guru-guru lainnya juga bisa menimba ilmu di Batam.
Kepala museum Batam, Seny Thirtiwany menyebutkan Museum Batam Raja Ali Haji berisikan 14 khazanah, mulai dari kerajaan Riau Lingga, Jepang, Belanda hingga insfrastruktur Kota Batam.
Tambahnya lagi, Museum Batam telah bersertifikat B dari Kemendikbud Ristek RI dan hingga bulan Agustus 2022 jumlah pengunjungnya mencapai 3.076 pengunjung. Rata-rata 400 pengunjung per bulannya.
“Saat ini Museum Batam baru memiliki 80 koleksi, namun narasinya sudah menggunakan QR Code,” ucapnya.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Batam, Ardiwinata menyampaikan Museum Batam selain sebagai salah satu objek wisata di Batam juga dapat memberikan edukasi tentang sejarah perkembangan Batam kepada para wisatawan.
Ardi mengatakan bahwa dalam rangka mendukung upaya peningkatan kompetensi upskilling dan reskilling, para peserta melakukan kunjungan kebeberapa objek wisata.
“Hari ini mereka mengunjungi objek wisata kita, Ekowisata Mangrove Pandang Tak Jemu, Infinite Studio, Masjid Sultan Mahmud Riayat Syah, Eco Edu Park Panbil, Welcome to Batam dan Museum Batam Raja Ali Haji,” tuturnya.
Ardi juga menyampaikan terima kasih kepada Kemendikbud Ristek RI dan seluruh guru peserta upskilling dan reskilling yang telah melaksanakan kegiatan di =Batam dan berharap semoga ilmu yang didapat bermanfaat untuk perkembangan dan kemajuan pendidikan khususnya dibidang kepariwisataan.
Acara yang juga dihadiri oleh empat industri pariwisata, Fantastik Tour & Travel, Hanita Jaya Wisata, Wahid Putra Kencana dan Riztour Indo Wisata Tour and Travel yang merupakan tempat magang para guru-guru tersebut diakhiri dengan penyerahan cenderamata berupa tanjak dan replika jembatan barelang dari Sekretaris Daerah Kota Batam kepada fasilitator Kemendikbud Ristek RI (leo).