INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada hari ini, Senin (10/1/2022). IHSG mengakhiri perdagangan di zona merah dengan penurunan 10,19 poin atau 0,15% ke 6.691,12.
Pada penutupan perdagangan sore ini terdapat 216 saham menguat, 327 saham melemah dan 140 saham stagnan. Transaksi perdagangan mencapai Rp 10,25 triliun dari 19 miliar lembar saham yang diperdagangkan.
Seperti dilansir RTI Infokom, investor melakukan transaksi sebesar Rp 10,33 triliun dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 19,13 miliar saham. Pelaku pasar asing mencatatkan beli bersih atau net buy di seluruh pasar sebesar Rp 249,45 miliar.
Sementara itu, di bursa asing, bursa saham Asia tampak bervariasi. Tercatat, indeks Nikkei 225 di Jepang turun 0,03 persen, indeks Hang Seng Composite di Hong Kong naik 1,51 persen dan indeks Kospi di Korea Selatan turun 0,95 persen.
Hal sama juga terjadi pada bursa saham Eropa. Terpantau, indeks FTSE 100 di Inggris naik 0,47 persen, indeks CAC 40 di Perancis turun 0,42 persen, dan indeks DAX di Jerman turun 0,65 persen.
Mengikuti jejak Asia dan Eropa, bursa Amerika juga bervariasi. Indeks S&P; 500 turun 0,41 persen, indeks NYSE naik 0,06 persen, sementara indeks NASDAQ turun 0,96 persen.
Secara sentimen, volatilitas di pasar keuangan masih digerakkan oleh faktor normalisasi kebijakan moneter dan juga penyebaran virus corona (Covid-19) Omicron.
Kondisi inflasi yang terus meningkat memang bakal memicu bank sentral untuk mengetatkan kebijakan moneternya lewat penurunan injeksi likuiditas dan kenaikan suku bunga.
Secara historis, siklus pengetatan moneter bukanlah kabar baik untuk pasar keuangan global. Naiknya suku bunga acuan akan membuat imbal hasil (yield) surat utang pemerintah yang sering dikenal sebagai risk free meningkat.
Adanya peluang pengetatan kebijakan moneter AS lewat kenaikan suku bunga di bulan Maret membuat pasar saham AS terkoreksi dan yield SBN AS melonjak.
Dari sisi perkembangan Covid-19, pada pekan lalu yang menjadi pekan pertama Januari 2022, kasus infeksi harian Covid-19 global mengalami kenaikan yang tajam. Jika di akhir Desember kasus harian masih di kisaran 1 juta, per 8 Januari 2022 rerata kasus harian dalam sepekan sudah naik 2x menjadi 2,2 juta.
Senada dengan kenaikan kasus Covid-19 global, kasus harian di dalam negeri juga meningkat. Kasus infeksi harian Covid-19 di Indonesia sejak November sudah konsisten berada di bawah 500 kasus. Namun di pekan lalu kasus Covid-19 kembali menyentuh angka 500 kasus per hari.
Belum usai varian Omicron, kini muncul varian Covid-19 baru yang memiliki karakteristik seperti varian Delta dan Omicron sehingga disebut sebagai Deltacron. Varian ini ditemukan di Siprus dan sudah ada 25 kasus.
(*)
sumber: CNNIndonesia | CNBC Indonesia.com