OTORITAS kesehatan gabungan di Kota Batam bergerak tangkas menetapkan seorang WNI asal Batam yang kembali setelah bekerja di Singapura sebagai suspect Novel Coronavirus – 2019 – nCov (Virus Corona). WNI yang kembali ke Batam pada Rabu (29/1) siang kemarin ini langsung mendapat penanganan sesuai dengan standar pasien Virus Corona.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam, Didi Kusumarjadi dalam konferensi pers di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Embung Fatimah, Batam, pada Kamis (30/1) pagi menuturkan, gerak cepat tersebut merupakan langkah untuk mengantisipasi penyebaran virus berbahaya ini di Batam dan sekitarnya.
Saat ini suspect yang diketahui seorang laki-laki berusia 40 tahun dengan inisial R, tengah ditempatkan dalam ruangan khusus di RSUD Embung Fatimah.
“Kalau bahasa kita, pasien tengah dalam pengawasan di RSUD Embung Fatimah,” kata Didi.
Informasi awal yang didapat, lanjut Didi, pasien sehari-hari bekerja sebagai ABK kapal jenis Tugboat di Singapura. Ia kembali ke Batam pada Rabu (29/1) karena mengalami gangguan kesehatan. Saat itu kondisi pasien tengah dalam kondisi demam, hanya saja suhu tubuhnya tidak sampai pada titik panas yang bisa dideteksi Thermal Scanner yang terpasang di Pelabuhan Internasional Batam Centre.
Pasien sempat kembali ke rumahnya sebelum meminta pertolongan ke RSUD Embung Fatimah.
Saat dilakukan pemeriksaan di RSUD, pasien yang tidak punya riwayat datang ke China ini mengalami demam dengan gangguan pernafasan. Karena Singapura menjadi satu dari banyak negara yang telah ditemukan sebaran virus ini, pasien kemudian dicurigai dan diberlakukan sebagai suspect.
Tim kesehatan gabungan juga telah melakukan langkah-langkah lanjutan dengan melakukan pemeriksaan epidemiologi terhadap pasien. Sampel dari pemeriksaan tersebut kemudian telah dikirim ke Jakarta untuk diteliti oleh tim dari Kementerian Kesehatan.
Hasil dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) ini akan menentukan tindakan lanjutan terhadap pasien ini. “Kalau negatif, maka pasien akan kita keluarkan, kalau positif maka akan diisolasi selama 28 hari sesuai prosedur,” kata Didi lagi.
Sementara itu, Dokter Spesialis Paru RSUD Embung Fatimah, dr. Sianturi menuturkan, kondisi pasien tengah dalam keadaan baik. Jika sebelumnya mengalami demam dan gangguan pernafasan, saat ini pasien sudah tidak lagi mengalami demam, juga tidak mengalami gangguan pernafasan.
Dari kondisi tersebut, Sianturi meyakini besar kemungkinan pasien ini tidak terinfeksi Virus Corona. Namun demikian, dugaannya tersebut tetap perlu menunggu hasil laboratorium dari Kemenkes yang akan keluar dalam tiga hari ke depan.
*(bob/GoWestId)