RUPIAH kembali dibuka melemah pada perdagangan terakhir pekan ini, Jumat (18/3/2022). Nilai tukar rupiah berada di level Rp 14.330 per dolar AS pagi ini. Mata uang Garuda turun 28 poin atau 0,2 persen dari perdagangan sebelumnya, yakni Rp 14.302 per dolar AS.
Sementara itu, mata uang di Asia bergerak bervariasi pagi ini. Tercatat, yen Jepang turun 0,11 persen, dolar Hong Kong stagnan, dolar Singapura minus 0,06 persen, won Korea Selatan naik 0,3 persen, peso Filipina yang turun 0,33 persen, yuan China melemah 0,08 persen, ringgit Malaysia minus 0,1 persen, dan baht Thailand turun 0,37 persen.
Adapun mayoritas mata uang di negara maju kompak menguat pagi ini. Terpantau, franc Swiss naik 0,05 persen, dolar Kanada naik 0,04 persen, dolar Australia naik 0,8 persen, poundsterling Inggris naik 0,09 persen, dan euro Eropa melemah 0,04 persen.
Analis Pasar Uang, Ariston Tjendra, memproyeksikan nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS pada hari ini dengan kisaran Rp 14.260 per dolar AS hingga Rp 14.330 per dolar AS.
“Sentimen negatif terhadap aset berisiko terlihat pagi ini. Sebagian indeks saham Asia bergerak negatif. Indeks saham Futures AS juga bergerak turun,” jelasnya kepada CNNIndonesia.com.
Ia menilai pasar masih mencerna dampak kenaikan suku bunga acuan AS, meskipun sesuai dengan ekspektasi. The Fed memberikan indikasi akan menaikkan suku bunga acuan pada sisa 6 rapat tahun ini.
Ariston mengatakan lonjakan harga minyak mentah sebesar 8 persen juga mungkin memberikan sentimen negatif ke pasar. “Harga minyak mentah kembali naik ke atas US$100 per barel. Kenaikan harga energi bisa mendorong kenaikan harga-harga konsumsi yang bila berlarut-larut, akan menekan pertumbuhan ekonomi,” jelasnya.
Sementara itu, invasi Rusia masih berlanjut meski perundingan gencatan senjata masih berlangsung.
Di sisi lain, dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) mengatakan pertumbuhan ekonomi masih kuat dan inflasi masih terjaga. Hal tersebut ia nilai mendukung penguatan rupiah. “Surplus neraca perdagangan RI juga membantu menahan dampak negatif kenaikan suku bunga acuan AS terhadap rupiah,” pungkasnya.
(*)
sumber: CNN Indonesia.com


