Hubungi kami di

Ini Batam

Jelang Imlek, Nelayan Batam Berburu Ikan Dingkis

Terbit

|

Ilustrasi: Ikan Dingkis. F. Dok. Okezone.com

MENJELANG perayaan Tahun Baru Imlek, melayan di Kecamatan Belakangpadang, Kota Batam, Kepulauan Riau mulai berburu ikan Dingkis. Para nelayan menurunkan kelong miliknya untuk mendapatkan ikan dingkis.

Hal ini diungkapkan Camat Belakangpadang, Yudi Admajianto. Menurut dia, perayaan Imlek bagi nelayan di Belakangpadang merupakan berkah yang hanya datang sekali dalam setahun. Sebab, harga jual ikan dingkis meningkat.

“Sudah dari beberapa minggu yang lalu para nelayan menurunkan kelong-kelong mereka. Jumlah kelong yang ada di Kecamatan Belakangpadang yang sudah diturunkan itu mencapai ratusan,” kata Yudi di Batam, dilansir dari Antara, Rabu (18/1/2023).

Yudi menuturkan, pada hari biasa kelong-kelong milik nelayan ini tidak seramai menjelang Imlek, hanya beberapa nelayan saja yang memasang kelong, dan itu hanya untuk ikan-ikan tertentu.

Dia menyebutkan, penghasilan yang bisa didapat seluruh nelayan di Belakangpadang dari hasil penjualan ikan dingkis ini bisa mencapai miliaran rupiah menjelang dan saat Imlek.

BACA JUGA :  Dukung UMKM, Dispar Kepri Luncurkan Aplikasi Gema Ekraf

“Satu kelong saja, bisa menghasilkan puluhan juta rupiah, kalau semua kelong dari seluruh kelurahan yang ada di Belakangpadang itu perputaran uangnya bisa sampai miliaran juga,” ucapnya.

Yudi menjelaskan, ikan dingkis ini merupakan makanan favorit warga Tionghoa yang berada di Selat Malaka saat Imlek, terlebih di Singapura. Maka dari itu, kebanyakan nelayan di Belakangpadang menjual hasil tangkapan ikan dingkis ke Singapura melalui tengkulak.

Terutama ikan dingkis yang berasal dari Belakangpadang, yang paling terkenal di Singapura karena memiliki telur yang lebih besar dan daging yang lebih lembut dari tempat-tempat lain.

Salah satu pemilik kelong, Laili mengatakan, dia bersama keluarganya sudah menurunkan kelong miliknya sejak dua minggu lalu. Kata dia, itu rutin dilakukan menjelang Imlek. Sedangkan hari biasa, dia tidak menurunkan kelongnya dan hanya mencari ikan seperti biasa tanpa menggunakan kelong.

BACA JUGA :  Terkait Pembangunan Jalan di Batam, Berikut Nama Jalan yang Dikelola Pemprov Kepri

Hal itu dia lakukan karena permintaan ikan dingkis ini menjelang Imlek sangat banyak serta harga jual yang tinggi. Terutama untuk masyarakat Tionghoa yang berada di Selat Malaka, terlebih di Singapura.

Maka dari itu, kata Laili, kebanyakan nelayan di Belakangpadang menjual hasil tangkapan ikan dingkis ke Singapura melalui tengkulak.

“Harganya bisa lima kali lipat dari harga hari biasa. Kalau menjelang Imlek itu bisa ratusan ribu per kilo, hari biasa paling hanya Rp 30 ribu saja,” kata dia.

Dia menyebutkan, hasil dari penjualan ikan dingkis itu bisa mencapai puluhan juta dalam satu bulan untuk satu orang saja. Uang tersebut biasanya mereka tabung dan ada juga digunakan untuk membeli kebutuhan mencari ikan.

“Jelang Imlek ini memang berkah buat kami nelayan di pulau-pulau, kami sangat semangat menjelang Imlek ini,” ucapnya.

(*/ade)

Advertisement
Berikan Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Sebaran

Facebook

[GTranslate]