Dengan mengakses situs GoWest.ID, anda setuju dengan kebijakan privasi dan ketentuan penggunaannya.
Setuju
GoWest.IDGoWest.ID
  • Reportase
    ReportaseSimak lebih lanjut
    Buka Hubungan Kemitraan Ekonomi Antara Kota Batam Dengan Uni Emirat Arab
    3 jam lalu
    247 Warga Korban Penipuan Sertifikat Tanah, Polisi Jelaskan Peran para Tersangka
    10 jam lalu
    Tiga Warga Malaysia Ditangkap BNN di Bandara RHF Tanjungpinang
    10 jam lalu
    Sindikat Pemalsuan Sertifikat Tanah di Kepri Digulung Polisi
    10 jam lalu
    Pasar Induk Jodoh Akan Kembali Dibangun Tahun 2026
    10 jam lalu
  • Ragam
    RagamSimak lebih lanjut
    Dunia Sepakbola Berduka, Diogo Jota Meninggal Dunia Akibat Kecelakaan
    3 jam lalu
    Disdik Batam Catat 1.039 Siswa Belum Tertampung di Sekolah Negeri
    2 hari lalu
    Proses SPMB SD Selesai, Pemko Batam Cari Solusi Calon Siswa Tak Tertampung
    5 hari lalu
    Pemberlakuan Jam Malam untuk Pelajar di Tanjungpinang Mulai Tahun Ajaran 2025/2026
    6 hari lalu
    Bandar Rhio Tanjungpinang, Juli 1846
    1 minggu lalu
  • Data
    DataSimak lebih lanjut
    Taman Rusa Sekupang, Batam
    4 hari lalu
    Raja Ja’far Ibn Raja Haji Fisabilillah (Yang Dipertuan Muda Riau VI)
    4 hari lalu
    Pulau Citlim, Karimun
    6 hari lalu
    Pulau Pekajang, Lingga
    2 minggu lalu
    Pulau Combol (Tjombol)
    1 bulan lalu
  • Program
    ProgramSimak lebih lanjut
    Pelayanan Publik BP Batam : Ngobrol Bareng Deputi VI, Ariastuty Sirait #ComingSoon
    9 jam lalu
    Ngobrol Everywhere | Bicara Pelayanan Umum BP Batam Bersama Ariastuty Sirait
    2 hari lalu
    “Segudang Masalah Nelayan di Perairan Teluk Belian” | NGOBROL EVERYWHERE (Full)
    7 bulan lalu
    17
    Ngobrol Everywhere | Nelayan Bengkong dan Segudang Masalahnya
    7 bulan lalu
    Hunting Photo Malam di Washington, DC
    11 bulan lalu
  • Sudah Punya Akun?
TELUSUR
  • Reportase
    • Artikel
    • Serial
    • In Depth
    • Berita Video
    • Cerita Foto
    • Live!
  • Ragam
    • Budaya
    • Pendidikan
    • Lingkungan
    • Sports
    • Histori
    • Catatan Netizen
  • Data
    • Infrastruktur
    • Industri
    • Statistik
    • Kode Pos
    • Rumah Sakit
    • Rumah Susun
    • Tokoh
    • Wilayah
    • Situs Sejarah
    • Seni
  • Partner
    • VOA Indonesia
    • BenarNews.org
  • Yang Lain
    • Tentang Kami
    • Disclaimer
    • Privacy Policy
    • Pedoman Media Siber
Menyimak: Jenderal Ibrahim Adjie Tembak Mati Perampok
Sebar
Notifikasi Simak lebih lanjut
Aa
Aa
GoWest.IDGoWest.ID
  • Reportase
  • Ragam
  • Program
  • Data
  • Reportase
    • Artikel
    • Serial
    • In Depth
    • Berita Video
    • Cerita Foto
    • Live!
  • Ragam
    • Budaya
    • Pendidikan
    • Lingkungan
    • Sports
    • Histori
    • Catatan Netizen
  • Data
    • Infrastruktur
    • Industri
    • Statistik
    • Kode Pos
    • Rumah Sakit
    • Rumah Susun
    • Tokoh
    • Wilayah
    • Situs Sejarah
    • Seni
  • Partner
    • VOA Indonesia
    • BenarNews.org
  • Yang Lain
    • Tentang Kami
    • Disclaimer
    • Privacy Policy
    • Pedoman Media Siber
Sudah Punya Akun di GoWest.ID? Sign In
Ikuti Kami
  • Advertorial
© 2025 Indonesia Multimedia GoWest. All Rights Reserved.
Histori

Jenderal Ibrahim Adjie Tembak Mati Perampok

Redaksi
Editor Redaksi 3 tahun lalu 1.8k disimak
Sebar
180
SEBARAN
ShareTweetTelegram

LETJEN (Purn.) Ibrahim Adjie menuju rumahnya di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan. Ia pulang usai menghadap Menteri Kehutanan Hasjrul Harahap membicarakan urusan bisnis. Sejak pensiun dari TNI, Adjie menggeluti usaha kontraktor infrastruktur dan menjabat sebagai Presiden Direktur PT Kurnia Jaya Alam.

Menjelang petang, Adjie memasuki halaman rumahnya yang terletak di Jl. Gedung Hijau II/5 Kompleks Pondok Indah. Turun dari mobil Mercy putihnya, Adjie terlihat mengenakan setelan jas berikut dasi layaknya bos-bos parlente. Tiba-tiba, Adjie yang saat itu berusia 66 tahun disergap orang tak dikenal. Satu orang mendekap lehernya dengan sebilah golok sementara seorang lainnya menempelkan pisau ke bagian perut.

“Mantan Pangdam Siliwangi ditodong”, demikian Kompas, 16 Januari 1989 memberitakan insiden yang terjadi pada 13 Januari 1989 itu.

Membangunkan Macan

Sejak di perjalanan, Burik (38), Bongsor (29), Conge, dan Rasyim telah membuntuti mobil Adjie. Keempat perampok ini menargetkan Adjie sebagai calon korban mereka. Bongsor alias Chaerudin adalah perampok yang menodongkan golok pada Adjie sedangkan Rasyim menodongkan pisau. Sementara Burik alias Tan Kin An bersama Conge berperan sebagai penunggu yang mengemudikan motor.

Ditodong begitu tentu saja Adjie kaget. “Mau apa ini,” kata Adjie kepada penodongnya. Dalam suasana tegang itu, Farid, asisten rumah tangga yang membuka pintu rumah spontan berteriak. “Awas, Pak!” Sang sopir yang berada di dekat Adjie turut pula berseru, “Ambil pistol, Pak!”

Mendengar kata pistol, nyali para perampok itu mulai keder. Bongsor si penodong golok mengendurkan dekapannya sambil clingak-clinguk. Kesempatan itu tidak disia-siakan Ibrahim Adjie. Kendati sudah berumur, naluri tentaranya masih menyala.

Secepat kilat Adjie mengambil pistol Colt 38 buatan Amerika jenis “Smith & Wesson” yang biasa tersimpan di laci mobil. Adjie segera melepaskan tembakan peringatan ke udara. Perampok yang menodongnya kocar-kacir menuju rekannya yang menunggu di motor. Adjie memerintahkan berhenti tapi mereka tetap berlari. Tembakan kedua pun menyalak, “Dor!” Rasyim si penodong pisau pun roboh. Dadanya berlumur darah tertembus timah panas.

Semula Adjie berniat hanya ingin melumpuhkan penodongnya supaya ada saksi hidup. Untuk itulah, ia membidik kaki salah satu perampok. Namun, kuatnya getaran pistol malah mengarahkan tembakannya ke arah atas.

“Wah, kalau saya masih muda, saya habisi keempatnya,” kata Adjie dikutip Majalah Editor, 21 Januari 1989. “Andaikan saya tahu lebih dulu dari jarak beberapa meter, saya hadapi dengan tangan kosong.”

Meskipun salah seorang anggotanya tertembak, kawanan rampok itu nekat melarikan diri. Rasyim yang terluka dinaikan ke atas jok sehingga berboncengan tiga orang di satu motor. Mereka memacu kendaraan ke arah Kebayoran Lama. Sementara itu, Burik yang sendirian mengendarai motor kalap memacu gasnya. Ia terjungkal setelah menabrak truk yang parkir di pinggir jalan. Warga sekitar yang mendengar suara letusan tembakan segera meringkusnya.

Adjie Membela Diri

Sehari setelah kejadian penembakan itu, aparat Polda Metro Jaya menemukan sesosok mayat tergeletak di Jl. RE Martadinata di bilangan Ancol, Jakarta Utara. Kadispen Polda Metro Jaya Letkol. Pol. Latief Rabar memastikan mayat tersebut adalah sosok perampok yang ditembak Ibrahim Adjie. Ternyata, Rasyim yang terluka parah hingga akhirnya meninggal itu digeletakkan begitu saja oleh teman-temannya.

Menurut pemeriksaan polisi, kawanan rampok itu tak mengetahui korbannya ialah Ibrahim Adjie, mantan Panglima Siliwangi (periode 1960—1966). Mereka malah salah sangka mengira Adjie seorang cukong Cina yang hendak pulang ke rumah. Percobaan perampokan itu berujung petaka bagi mereka sendiri.

“Sebetulnya peristiwa itu kriminal biasa, hanya saja mereka mau merampok uang dari mulut harimau,” ujar Ibrahim Adjie dalam Tempo, 21 Januari 1989.

Adjie menduga para perampok itu tertarik dengan jam tangannya yang mirip Rolex. Jika pun demikian, ia pada dasarnya tak keberatan menyerahkan arlojinya. “Karena jam tangan saya itu sebenarnya merek Seiko seharga Rp 80 ribu,” katanya sambil tertawa, dikutip Tempo.

Pada pertenghan April 1989, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menyidangkan dua terdakwa, Burik dan Bongsor. Mereka diadili atas kasus perampokan terhadap Letjen (Purn.) Ibrahim Adjie. Sementara itu, Conge masih buron. Selepas sidang, Burik dan Bongsor menyempatkan diri memintaa maaf kepada Ibrahim Adjie.

Meskipun tembakannya mengakibatkan salah satu perampok tewas, Ibrahim Adjie bebas dari pertanggungjawaban secara hukum. Ia dianggap melakukan tindakan membela diri.

“Lho beliau kan berupaya membela diri. Pistolnya juga dimiliki secara sah, ada izinnya,” ujar Kepala Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan Dimyati, dikutip Tempo, 29 April 1981. Pada persidangan kasus itu, Dimyati berkedudukan sebagai jaksa yang membacakan dakwaan.

Sekalipun dirinya menjadi korban, Adjie tidak menyembunyikan rasa iba terhadap para perampoknya. Selain ada yang kehilangan nyawa, mereka yang didakwa bersalah harus menjalani hukuman penjara. “Kasihan, kalau dia tahu siapa saya,” kata Adjie yang biasa menggunakan senjata api itu untuk berburu sebagai hobinya, kepada Editor. “Mungkin tidak jadi melakukan niatnya.”

(*)

Sumber: historia.id

Pilihan Artikel untuk Anda

Bandar Rhio Tanjungpinang, Juli 1846

Catatan J.G. Schot Tentang Kepulauan Batam (XI – XII Selesai)

Catatan J.G. Schot Tentang Kepulauan Batam (Bagian X)

Catatan J.G. Schot Tentang Kepulauan Batam (Bagian IX)

Catatan J.G. Schot Tentang Kepulauan Batam (Bagian VIII)

Kaitan Ibrahim Adjie, Jenderal, perampok
Redaksi 13 Agustus 2022 13 Agustus 2022
Apa yang anda pikirkan
Suka sekali0
Sedih0
Gembira0
Tal peduli0
Marah0
Masa bodoh0
Geli0
Artikel Sebelumnya Wali Kota Tanjungpinang Lepas Kontingen Jambore Nasional Tahun 2022
Artikel Selanjutnya Lewat Program Kepri Die Berufsausbildung, Kini Lulusan SMA/SMK Bisa Berkarir di Eropa
Tinggalkan Komentar

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

APA YANG BARU?

Buka Hubungan Kemitraan Ekonomi Antara Kota Batam Dengan Uni Emirat Arab
Artikel 3 jam lalu 59 disimak
Dunia Sepakbola Berduka, Diogo Jota Meninggal Dunia Akibat Kecelakaan
Sports 3 jam lalu 63 disimak
Pelayanan Publik BP Batam : Ngobrol Bareng Deputi VI, Ariastuty Sirait #ComingSoon
Ngobrol EveryWhere 9 jam lalu 136 disimak
247 Warga Korban Penipuan Sertifikat Tanah, Polisi Jelaskan Peran para Tersangka
Artikel 10 jam lalu 126 disimak
Tiga Warga Malaysia Ditangkap BNN di Bandara RHF Tanjungpinang
Artikel 10 jam lalu 90 disimak

POPULER PEKAN INI

Kenaikan Tarif Listrik di Batam: Data Pelanggan Terdampak
Artikel 5 hari lalu 328 disimak
Truk Pengangkut Pasir Tabrak Dua Mobil di Batam
Artikel 3 hari lalu 327 disimak
Penumpang Super Air Jet Meninggal Dalam Penerbangan Semarang-Batam
Artikel 3 hari lalu 323 disimak
Mulai 1 Juli 2025 Tarif Listrik di Batam Naik 1,43%
Artikel 6 hari lalu 308 disimak
Pulau Citlim, Karimun
Wilayah 6 hari lalu 307 disimak
- Pariwara -
Ad imageAd image
about us

Kami berusaha menjadi CITIZEN yang netral dan objektif dalam menyampaikan pandangan serta pikiran tentang apapun di dunia ini.

  • Tentang Kami
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
Ikuti Kami
© Indonesia Multimedia GoWest 2025. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?