SENIN (3/4) lalu, video bertajuk “Esperimento Asiento” (eksperimen kursi) itu sudah dilihat lebih dari 1,2 juta kali sejak rilis pada 20 Maret 2017.
Ada apa dengan video yang mendadak viral di jejaring sosial itu?
Tempat duduknya ternyata berbentuk selangkangan lengkap dengan penis di tengahnya. Bentuk yang janggal itu menyatu dengan sandaran yang menyerupai dada pria.
“Kursi spesial” itu bisa ditemukan dalam salah satu gerbong kereta bawah tanah (metro) di Kota Meksiko, Meksiko.
Karena bentuknya yang tak umum, jangan heran bila sebagian penumpang metro mengernyitkan dahi dan menghindarinya. Entah, apa yang ada dalam pikiran mereka. Ada pula penumpang yang merasa lucu dan tertawa ketika melihatnya.
Dalam video, juga terlihat seorang pria yang berusaha menyamankan diri, dengan mengalas penis artifisial itu dengan jaket. Ia mencoba duduk, sejurus kemudian merasa tak nyaman, hingga akhirnya memutuskan berdiri.
Kampanye Anti Pelecehan Seksual
VIDEO dan kursi itu merupakan bagian dari kampanye UN Women–lembaga Perserikatan Bangsa Bangsa bidang kesetaraan gender–dan Pemerintah Kota Meksiko.
Kedua lembaga tengah mengampanyekan program #NoEsDeHombres (ini tidak jantan), guna memerangi kekerasan dan pelecehan seksual yang kerap dialami perempuan di Kota Meksiko–terutama di moda transportasi umum.
Persis di bawah kursi tertulis peringatan (h/t Harper Bazaar). Lebih kurang bunyinya, “Tak nyaman duduk di sini, tetapi tak seberapa bila dibandingkan dengan kekerasan seksual yang dialami perempuan dalam kehidupan sehari-hari.”
Kampanye ini menjadi penting, mengingat 9 dari 10 perempuan di Kota Meksiko pernah menjadi korban kekerasan seksual.
Selain bereksperimen lewat kursi, ada pula percobaan bertajuk “Esperimento Pantallas” (eksperimen layar kaca).
Dalam percobaan yang disebut terakhir, sebuah kamera tersembunyi akan menyoroti lekuk pantat atau paha para pria yang bercelana ketat. Gambar tersebut langsung ditampilkan dalam layar kaca di tengah stasiun metro.
Alhasil, para pria yang kena sorot kamera, tampak canggung tatkala melihat lekuk pantat dan paha mereka dipamerkan di layar kaca.
https://youtu.be/jvebzI_egJc
Koordinator program UN Women Meksiko, Yeliz Osman, mengaku bahwa mereka sengaja menyasar para pria.
“Kami menargetkan pria pada tingkat global. Sebab mayoritas program tentang kekerasan atau pelecehan seksual selalu menargetkan perempuan serta anak. Kami ingin mengubahnya, sebab kami tak berpikir masalah (kekerasan dan pelecehan) terletak pada perempuan,” kata Osman, dilansir New York Times.
Aktivis asal Amerika Serikat sekaligus pendiri situs Stop Street Harrasment, Holly Kearl, juga menyatakan hal senada. Menurutnya, kampanye ini bisa membalikkan kecenderungan dalam kasus kekerasan dan pelecehan seksual, yang kerap memosisikan perempuan sebagai pihak yang salah.
“(Kampanye) ini terlihat segar, demi melihat seruan kreatif yang menyasar laki-laki,” kata Kearl, soal kampanye #NoEsDeHombres.
Sebagai informasi, Kota Meksiko menduduki urutan kedua–setelah Bogota, Kolombia–sebagai negara dengan sistem transportasi yang tak ramah (baca: berbahaya) bagi perempuan.
Peringkat itu dibuat berdasar survei Reuters pada 2014, dengan mempertimbangkan beberapa hal, seperti pelecehan fisik, pelecehan verbal, dan keamanan pada waktu malam.
Survei yang sama juga menempatkan Jakarta pada urutan kelima. Perempuan di Jakarta memang rentan tertimpa pelecehan seksual dalam transportasi umum. ***