KOTA Batam dihadapkan pada ancaman kejahatan digital yang makin marak. Para pelaku beroperasi dengan menyamar sebagai petugas dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kota Batam, menggunakan aplikasi palsu yang menyerupai Identitas Kependudukan Digital (IKD).
Salah satu korban, Ajang Nurdin dari Tiban, Kecamatan Sekupang, hampir terjebak dalam modus ini. Ia menerima pesan WhatsApp dari nomor yang tidak dikenal, yang mengaku bernama Dewi Andarwati, pegawai Disdukcapil. Pesan tersebut menginformasikan adanya sosialisasi pendaftaran IKD pada Selasa (14/10) dan meminta Nurdin untuk mengisi data melalui aplikasi yang dikirimkan.
“Awalnya saya percaya, tetapi kemudian merasa curiga,” ungkap Nurdin. Pelaku meminta korban untuk mengunduh aplikasi palsu dan mengisi data pribadi, termasuk NIK, alamat email, serta mengaktifkan fitur pemindaian wajah dan sidik jari.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kota Batam, Rudi Panjaitan, menegaskan bahwa tindakan tersebut bukanlah praktik resmi. “Tidak ada petugas yang menghubungi warga satu per satu untuk menawarkan layanan atau meminta imbalan,” tegas Rudi.
Ia pun mengingatkan bahwa semua layanan kependudukan yang sah hanya dapat diakses melalui kanal resmi, seperti kantor kecamatan dan Disdukcapil, serta platform digital yang telah diumumkan pemerintah.
Dengan meningkatnya sosialisasi mengenai IKD, Rudi mencatat bahwa oknum-oknum tertentu memanfaatkan situasi ini untuk menipu masyarakat. Pencurian data pribadi seperti NIK, email, dan kata sandi dapat memberikan dampak serius, termasuk akses ke layanan keuangan dan pembuatan akun palsu.
Dinas Kominfo Batam mengimbau masyarakat untuk lebih waspada. Warga disarankan agar tidak mengunduh aplikasi dari tautan yang diterima melalui pesan atau telepon, dan memastikan hanya mengunduh dari sumber resmi. Mereka juga harus berhati-hati dalam memberikan data pribadi dan memverifikasi identitas jika ada yang mengaku sebagai pegawai Disdukcapil.
Yusfa Hendri, Pelaksana Tugas Disdukcapil Kota Batam, menegaskan bahwa tidak ada kegiatan sosialisasi seperti yang disebutkan oleh pelaku. “Tidak ada,” kata Yusfa singkat, menegaskan pentingnya kewaspadaan di kalangan warga.


