BATAM memiliki potensi maritim yang cukup mumpuni untuk bersaing di skala internasional. Namun sayangnya belum dimanfaatkan dengan optimal. Menyadari hal tersebut, sebanyak 5 asosiasi pengusaha di bidang kemaritiman membentuk Aliansi Gerakan Kebangkitan Industri Maritim Batam, Sabtu (27/8).
Aliansi baru ini memiliki tujuan mengembalikan Batam kepada masa kejayaannya, dengan ikut mendorong pengembangan dunia maritim. “Pengembangan kemaritiman harus didorong terus, tidak boleh ada kebijakan kontraproduktif,” kata ketua aliansi, Osman Hasyim di Batam Centre.
Osman menegaskan bahwa aliansi ini akan segera legal di mata hukum. “Kita arahkan tujuan aliansi untuk memberi kontribusi kepada pemerintah dan kemajuan industri maritim, mengarah ke kesejahteraan masyarakat Batam,” paparnya.
Secara keseluruhan, aliansi ini merupakan gabungan dari 5 asosiasi pengusaha bidang kemaritiman di Batam, seperti Indonesian Shipping Agent Association (ISAA), Asosiasi Perusahaan Bongkar Muat Indonesia (APBMI), Asosiasi Logistik Forwarding Indonesia (ALFI), Batam Shipyard and Offshore Association (BSOA), Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI), tokoh dunia maritim, ahli dan akademisi di bidang maritim.
“Perjuangan untuk menjadikan Batam lebih maju di bidang maritim sejak 6 tahun lalu berbuah manis. Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Batam, pada April 2022 lalu terjadi peningkatan ekspor kapal laut sebesar 498 persen (yoy),” jelasnya.
Selain itu, untuk industri yang menggunakan bahan baku besi seperti galangan kapal atau fabrikasi seperti Mc Dermott, Profab dan lain-lain terjadi peningkatan kegiatan sekitar 210 persen.
“Perjuangan asosiasi yang tergabung dalam aliansi sebelumnya harus diapresiasi. Tapi, kami harus adil mengatakan apa yang sudah dilakukan BP Batam saat ini dengan mengubah peraturan (tentang pelabuhan) juga berdampak pada perekonomian Batam. Dengan itu, mampu sediakan ruang kerja, dan galangan kapal mulai bergerak. Banyak kapal-kapal datang dan melakukan reparasi di Batam,” tuturnya.
Osman menegaskan aliansi ingin bermitra dengan pengelola pelabuhan, yakni BP Batam. Ia menganggap pengelolaan pelabuhan belum berjalan dengan maksimal. “Niat BP Batam ini baik. Tapi progresnya banyak yang tidak diketahui. Saya dengar mereka beli crane, akhir tahun datang satu unit crane. Tapi sayang karena crane itu hanya di sebelah sisi saja yang bisa pakai. Sedangkan di sisi deramaga lainnya tidak ada,” jelasnya.
“Kita akan terus mendorong BP Batam, agar lakukan konsep pengelolaan yang bisa dapat lebih banyak keuntungan. Kita positif bisa dapat ratusan miliar,” pungkasnya (leo).