Hubungi kami di

Kota Kita

Kepri Minta Akses Pengiriman Hewan Ternak dari Daerah Lain Dibuka Kembali

Terbit

|

Gubernur Provinsi Kepri, Ansar Ahmad. Kompas.com/Hadi Maulana

GUBERNUR Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Ansar Ahmad, mengatakan bahwa saat ini tidak ada lagi kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak.

Untuk itu, kata Ansar, sebaiknya lalu lintas pengiriman hewan ternak seperti sapi, kerbau, dan kambing dari Lampung, Jambi, dan Palembang ke Kepri kembali dibuka.

“Masyarakat mengonsumsi daging impor selama musim PMK. Sementara masyarakat membutuhkan daging segar agar memperoleh gizi yang berimbang. Saya pikir, sekarang sudah saatnya akses pengiriman hewan ternak dari daerah lain ke Kepri dibuka kembali,” kata Ansar di Tanjungpinang, Rabu (9/11/2022).

Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kepri, Muhamad Hasbi, mengatakan pihaknya sudah berkomunikasi dengan Kementan dan BNPB agar bibit hewan ternak dari provinsi penghasil dapat masuk ke Kepri.

BACA JUGA :  Pemprov Kepri Masih Butuh 60% Tenaga Honorer

“Itu merupakan solusi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kepri. Kami masih menunggu keputusan dari Kementan dan BNPB,” ujarnya.

Ia mengungkapkan peternakan sapi, lembu, kerbau, dan kambing di Tanjungpinang, Kota Batam, Kabupaten Bintan, Kabupaten Lingga, dan Kabupaten Karimun belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.

Sejak dulu, kata Hasbi, bibit hewan ternak itu dipasok dari Lampung, Jambi, dan Palembang, kemudian dibesarkan di sejumlah peternakan di Kepri. Daging dari hewan ternak itu kemudian dijual di pasar.

Di Kepri, lanjutnya, hanya ada dua kabupaten yang memiliki sejumlah peternakan yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat lokal yakni Natuna dan Kepulauan Anambas.

“Kami berharap peternakan di Natuna dan Anambas berkembang pesat sehingga mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Kepri,” katanya.

BACA JUGA :  Dua kasus Covid-19 Kembali Muncul di Kepri

Terpisah, Ketua Komisi II DPRD Kepri, Wahyu Wahyudin, mengatakan peternak lokal sejak lima bulan terakhir tidak mendapatkan bibit hewan ternak sehingga daging impor laris-manis. Harga daging impor sekitar Rp 100.000/kg, sementara daging segar mencapai Rp 130.000/kg.

Meski harga daging segar lebih mahal, masyarakat lebih menyukai mengonsumsi daging segar dibanding daging impor. “Kami minta pemerintah kembali membuka akses pengiriman hewan ternak ke Kepri,” ujarnya.

Salah satu pedagang sop daging di Tanjungpinang, Hamdan mengatakan sejak Mei 2022 sulit mendapatkan daging sapi segar. “Kami mendapatkan daging sapi segar itu terbatas. Kalau daging sapi impor, konsumen kurang menyukainya,” katanya.

(*)

Sumber: Antara

Advertisement
Berikan Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Sebaran

Facebook

[GTranslate]