BATAM, kawasan industri bebas di Kepulauan Riau, tak luput dari konflik tanah yang berkepanjangan. Sengketa ini melibatkan berbagai pihak, mulai dari masyarakat, pengembang, hingga pemerintah.
Akar Permasalahan:
- Ketidakjelasan Status Kepemilikan Tanah: Masih banyak tanah di Batam yang tidak memiliki sertifikat resmi, sehingga status kepemilikannya tidak jelas. Hal ini menyebabkan tumpang tindih klaim antara masyarakat, pengembang, dan pemerintah.
- Pembangunan Mega Proyek: Pesatnya pembangunan di Batam memicu perebutan lahan untuk kawasan industri, pariwisata, dan pemukiman. Hal ini seringkali berbenturan dengan hak-hak masyarakat adat yang telah mendiami wilayah tersebut secara turun-temurun.
- Lemahnya Penegakan Hukum: Kurangnya penegakan hukum yang tegas dan transparan dalam kasus sengketa tanah memperparah situasi. Masyarakat kadang merasa dirugikan dan tidak mendapatkan akses keadilan.
Konflik tanah di Batam merupakan isu kompleks yang membutuhkan solusi komprehensif dan berkelanjutan. Dialog yang terbuka, pengakuan hak-hak masyarakat adat, penegakan hukum yang tegas, dan pendekatan pembangunan yang berkelanjutan menjadi kunci untuk menyelesaikan konflik dan mewujudkan keadilan bagi semua pihak.
(ham)
Dokumenter ini pertama kali terbit di : Beplus Indonesia