Dengan mengakses situs GoWest.ID, anda setuju dengan kebijakan privasi dan ketentuan penggunaannya.
Setuju
GoWest.IDGoWest.ID
  • Reportase
    ReportaseSimak lebih lanjut
    Pemko Tanjungpinang Jajaki Kerja Sama dengan Lion Air untuk Rute Internasional Via RHF
    28 menit lalu
    Waspada Cuaca Ekstrem di Kepulauan Riau
    35 menit lalu
    Kakek 60 Tahun Divonis 5 Tahun Penjara karena Pencabulan Anak
    40 menit lalu
    Kunjungi Batam, Menteri Luar Negeri Singapura Perkuat Hubungan Investasi
    45 menit lalu
    Perubahan Fungsi Lahan di Batam Penyebab Utama Invasi Monyet Ekor Panjang ke Pemukiman Warga
    9 jam lalu
  • Ragam
    RagamSimak lebih lanjut
    Penyengat Heritage Fest 2025 ; Merajut Warisan Budaya dan Alam
    20 menit lalu
    (Rencana) Incinerator Sampah di Batam
    3 hari lalu
    PORKOT Batam VI Resmi Digelar
    3 hari lalu
    SMAN 27 Resmi Berubah Jadi SMKN 12 Batam
    3 hari lalu
    Rotan Pemukul Bocah
    6 hari lalu
  • Data
    DataSimak lebih lanjut
    3
    Pantai Pelawan, Karimun
    1 minggu lalu
    Pulau Kundur
    1 minggu lalu
    Pulau Karimun Besar
    1 minggu lalu
    Sulaiman Abdullah
    2 minggu lalu
    4
    Belangkas (Kepiting tapal kuda)
    3 minggu lalu
  • Program
    ProgramSimak lebih lanjut
    #Full Hendrik; Pujakesuma di DPRD Batam
    2 bulan lalu
    #ComingSoon Hendrik; Pujakesuma di DPRD Batam
    2 bulan lalu
    #Full Pelayanan Publik BP Batam : Ngobrol Bareng Deputi VI, Ariastuty Sirait
    2 bulan lalu
    Pelayanan Publik BP Batam : Ngobrol Bareng Deputi VI, Ariastuty Sirait #ComingSoon
    2 bulan lalu
    Ngobrol Everywhere | Bicara Pelayanan Umum BP Batam Bersama Ariastuty Sirait
    2 bulan lalu
TELUSUR
  • Reportase
    • Artikel
    • Serial
    • In Depth
    • Berita Video
    • Cerita Foto
    • Live!
  • Ragam
    • Budaya
    • Pendidikan
    • Lingkungan
    • Sports
    • Histori
    • Catatan Netizen
  • Data
    • Infrastruktur
    • Industri
    • Statistik
    • Kode Pos
    • Rumah Sakit
    • Rumah Susun
    • Tokoh
    • Wilayah
    • Situs Sejarah
    • Seni
  • Partner
    • VOA Indonesia
    • BenarNews.org
  • Yang Lain
    • Tentang Kami
    • Privacy Policy
    • Pedoman Media Siber
Notifikasi Simak lebih lanjut
Aa
Aa
GoWest.IDGoWest.ID
  • Reportase
  • Ragam
  • Program
  • Data
  • Reportase
    • Artikel
    • Serial
    • In Depth
    • Berita Video
    • Cerita Foto
    • Live!
  • Ragam
    • Budaya
    • Pendidikan
    • Lingkungan
    • Sports
    • Histori
    • Catatan Netizen
  • Data
    • Infrastruktur
    • Industri
    • Statistik
    • Kode Pos
    • Rumah Sakit
    • Rumah Susun
    • Tokoh
    • Wilayah
    • Situs Sejarah
    • Seni
  • Partner
    • VOA Indonesia
    • BenarNews.org
  • Yang Lain
    • Tentang Kami
    • Privacy Policy
    • Pedoman Media Siber
Ikuti Kami
  • Advertorial
© 2025 Indonesia Multimedia GoWest. All Rights Reserved.
Artikel

Laut yang Memberi, Laut yang Mengambil ; Tentang “The Man from the Sea”

Editor Admin 7 tahun lalu 1.3k disimak

SEORANG pria Jepang terdampar di tepi pantai Banda Aceh. Telanjang. Tidak ada yang tau siapa namanya. Ia tak mau atau tak bisa bicara. Permulaan film The Man from the Sea tersebut langsung menggiring penonton kepada misteri yang melingkupi si pria, yang oleh orang-orang akhirnya dipanggil Laut (Dean Fujioka).

Kejadian terdamparnya Laut menghentikan proses syuting yang sedang dilaksanakan Ilma (Sekar Sari). Ia ditemani sahabatnya sejak kecil, Kris (Adipati Dolken), untuk mewawancarai Takako (Mayu Tsuruta).

Takako adalah seorang perempuan asal Jepang yang menjadi relawan usai bencana tsunami Aceh pada 2004. Ia memutuskan untuk menetap sembari mengelola sebuah LSM pemerhati program pencegahan dan penanggulangan bencana.

Dalam sesi wawancara Takako dibersamai anak laki-lakinya yang berusia 18 tahun, Takashi (Taiga), dan seorang supir lokal. Ilma tertarik dengan pengalaman Takako saat menangani tragedi yang merenggut 170 ribu jiwa itu, pandangan Takashi, dan cerita si supir sebagai salah satu korban yang selamat.

Ilma dan Takako bergegas menuju lokasi kejadian. Sementara itu Takashi, ditemani Kris, menjemput Sachiko (Junko Abe). Sachiko adalah adik Takashi dari beda ayah. Ia datang ke Aceh untuk menabur abu ayahnya yang punya kenangan dengan Serambi Mekah. Ia datang bersama seorang jurnalis Jakarta, kawan baik Takako.

Laut didiagnosa menderita hilang ingatan. Tak ada luka fisik. Tatapannya selalu kosong, matanya tak pernah tak sendu. Ia dititipkan di rumah Takako karena sama-sama berasal dari Jepang. Sejak momentum itulah rangkaian kejadian aneh bin ajaib mulai datang.

Misalnya, saat Laut, Takako, dan yang lain menumpang truk untuk pulang, si supir menghentikan kendaraan karena melihat perempuan dan anak kecil menyeberang jalan. Lainnya tak melihat, dan menilai si supir sedang berhalusinasi.

Contoh lainnya saat rombongan baru tiba di rumah, dan Sachiko ditawari mandi. Takako minta maaf karena di rumahnya hanya ada air dingin, tidak seperti rumah-rumah di Jepang yang umumnya menyediakan air panas. Laut menggosok-gosok jari ke lantai, lalu tiba-tiba Sachiko bilang air panasnya sudah menyala.

Sutradara dan penulis naskah Koji Fukada memanfaatkan kemisteriusan Laut untuk menyajikan elemen-elemen surealis dalam film ini.

Elemen tersebut sukses untuk membuat tokoh-tokoh lain mempertanyakan latar belakang Laut, mulai dari asal-usul ia terdampar di pantai Aceh, hingga pertanyaan yang lebih eksistensial: makhluk apakah Laut sebenarnya?

Tapi Fukada juga bersetia dengan gaya naturalisme. Ia tidak menjadikan kehadiran Laut sebagai pemantik kontroversi abad 21, atau membuat pemerintah Indonesia turun tangan karena menganggapnya sebagai ancaman asing. Fukada justru memperlakukan Laut sebagai figuran yang mendorong alur maupun konflik.

Setiap pemeran memberikan kemampuan akting yang pas. Tapi kekuatan terbesar film ini, menurut saya, adalah kemampuan Fukada dalam meramu penokohan dengan matang. Melalui dialog-dialog kasual, para tokoh mengungkap rahasia-rahasia mereka, latar belakang mereka, bak sedang menguliti bawang.

Ilma, misalnya, ternyata kehilangan ibunya akibat tsunami. Ia miskin, sehingga tidak mampu kuliah. Ia aktif di LSM Takako sembari belajar bikin laporan jurnalistik—dua hal yang tidak disenangi ayahnya, seorang mantan milisi Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang menderita lumpuh kaki akibat disiksa tentara Indonesia.

Kris adalah sahabat satu kampus Takashi. Kris pernah suka Ilma, tapi ia seorang pengajak kencan yang buruk. Ia naksir dengan Sachiko, dan Sachiko rupanya juga memendam perasaan yang sama. Di sisi lain, Takashi rupanya diam-diam juga menaruh rasa kepada Ilma.


Ada banyak film luar negeri yang bertemakan bencana alam, sementara di Indonesia masih jarang. The Man from the Sea seharusnya menarik perhatian karena temanya tergolong segar. Apalagi jika dibandingkan dengan drama cringy, komedi garing, atau horor murahan yang masih mendominasi bioskop.

Tsunami Aceh kini menjelma menjadi memori kolektif. Fukada memilihnya sebagai semacam platform karena berguna untuk menyediakan baik konteks maupun subteks.

Dari konteksnya, film menggambarkan lanskap Aceh yang telah normal kembali. Meski demikian, jejak-jejak bencana masih bisa ditemukan. Bentuknya bisa berupa narasi traumatik para penyintas, atau kapal besar yang berada di tengah kota akibat terseret ombak raksasa.

Subteks film disajikan Fukada melalui kemisteriusan Laut. Banyak yang menebak, termasuk sang jurnalis Jakarta, Laut adalah reinkarnasi para korban tsunami. Salah satu buktinya kembali mengacu pada momentum magis di awal film, saat sang supir melihat perempuan dan anak kecil yang dianggap sebagai roh korban tsunami.


Sejujurnya, sosok Laut bisa diterjemahkan sebagai banyak hal. Dengan demikian Fukada membuka ruang intepretasi yang luas bagi para penonton.

Saya, misalnya, memandang Laut sebagai personifikasi laut itu sendiri. Sejak awal film menyorot kehidupan para nelayan di pesisir Aceh. Situasinya terasa ironis dan getir, sebab laut juga yang membunuh nyawa warga setempat melalui amukan tsunami. Laut yang memberi, laut pula yang mengambil.

Sumber : Tirto / Uzone


Kaitan film, laut, The Man from the Sea, top
Admin 17 Februari 2019 17 Februari 2019
Apa yang anda pikirkan
Suka sekali0
Sedih0
Gembira0
Tal peduli0
Marah0
Masa bodoh0
Geli0
Artikel Sebelumnya 20 Ribu KPPS Direkrut di Akhir Februari
Artikel Selanjutnya Penjara Pintar di Hongkong

APA YANG BARU?

Penyengat Heritage Fest 2025 ; Merajut Warisan Budaya dan Alam
Budaya 20 menit lalu 33 disimak
Pemko Tanjungpinang Jajaki Kerja Sama dengan Lion Air untuk Rute Internasional Via RHF
Artikel 28 menit lalu 50 disimak
Waspada Cuaca Ekstrem di Kepulauan Riau
Artikel 35 menit lalu 45 disimak
Kakek 60 Tahun Divonis 5 Tahun Penjara karena Pencabulan Anak
Artikel 40 menit lalu 31 disimak
Kunjungi Batam, Menteri Luar Negeri Singapura Perkuat Hubungan Investasi
Artikel 45 menit lalu 38 disimak

POPULER PEKAN INI

Bea Cukai Batam Gagalkan Penyelundupan Pasir Timah ke Thailand
Artikel 5 hari lalu 1.2k disimak
Rotan Pemukul Bocah
Catatan Netizen 6 hari lalu 632 disimak
Harapan Transparansi dalam Perubahan Aturan Kawasan Perdagangan Bebas Batam
In Depth 6 hari lalu 419 disimak
(Rencana) Incinerator Sampah di Batam
Catatan Netizen 3 hari lalu 391 disimak
Rapat Paripurna Perubahan APBD dan Perda Lingkungan Hidup di Batam
Artikel 2 hari lalu 378 disimak
- Pariwara -
Ad imageAd image
about us

Kami berusaha menjadi CITIZEN yang netral dan objektif dalam menyampaikan pandangan serta pikiran tentang apapun di dunia ini.

  • Privacy Policy
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
Ikuti Kami
© Indonesia Multimedia GoWest 2025. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?