WALIKOTA Bandung, Ridwan Kamil bersama Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung Elih Sudiapermana meluncurkan program “Bandung Smart School” melalui perangkat Edubox di SMPN 1 Bandung, beberapa hari kemarin.
Edubox merupakan sistem internet lokal yang menjadi server pusat berbagai kegiatan sekolah. di kota bandung saat ini, telah ada 25 sekolah setingkat SD dan SMP yang telah menerima Edubox tersebut.
Di laman bandung.go.id dijelaskan, terdapat 6 jenis layanan yang dapat difasilitasi oleh Edubox. Yakni Kelas Digital, Layanan Media Bahan Ajar, Tautan Bahan Ajar, Kolaborasi Sekolah dan Orang Tua, Administrasi Sekolah, serta Ujian dan Tugas Dalam Jaringan (online).
Layanan Kelas Digital menjadi salah satu inovasi dalam sistem pembelajaran. Guru dan siswa tidak perlu bertatap muka dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Siswa pun dapat dengan mudah mengakses layanan pendidikan kapanpun dan di manapun, serta dilengkapi dengan pusat penilaian (assessment center).
“Karena semua bahan ajarnya pun pelan-pelan sedang ditransfer menjadi e-book. Jadi anak bisa baca aja di situ,” kata Ridwan Kamil yang biasa disapa Emil itu.
Edubox juga memberikan banyak kemudahan bagi para guru. Harapannya, para guru tidak lagi disibukkan dengan urusan administratif, seperti membuat soal, mengisi rapor siswa, dan memeriksa hasil ujian.
“Jadi, guru tidak lagi seperti jaman dulu, seperti ibu saya meriksain kertas ujian yang jumlahnya puluhan ratusan sehingga guru habis waktunya hanya untuk urusan administrasi 40%-nya. Sekarang insya Allah dengan Edubox tidak ada lagi urusan 60% mengajar dan 40% administrasi, tapi hampir 100% isinya adalah mengajar, membimbing, dan menjadi teladan anak-anak di sekolah,” tuturnya.
Ridwan menambahkan, para guru juga bisa memiliki 500 ribu kumpulan soal untuk diujikan kepada siswa sehingga para guru tidak perlu repot membuat soal setiap kali akan ujian. Para guru pun dapat mengunggah soal miliknya ke dalam sistem tersebut.
“Guru dengan cara seperti ini bisa punya setengah juta soal ujian. Saking banyaknya, maka tiap anak ujiannya beda-beda. Sehingga tidak ada lagi yang bisa mencontek. Karena tiap ujian soalnya beda-beda,” imbuh Ridwan.
Manfaat lain dari Edubox adalah sistem administrasi sekolah secara terpadu. Sistem tersebut meliputi rapor siswa, daftar hadir siswa, dan keperluan administrasi lainnya.
“Anak-anak yang bolos bisa ketahuan di sini. Karena semua ponselnya di-register di sekolah dengan sistem GPS. Jadi Kepala Sekolah, wali kelas, dan orang tua bisa tahu anaknya di mana di saat jam sekolah sehingga anak-anak yang bolos itu pasti ketahuan jika tidak sedang berada di lokasi,” terang Ridwan. Melalui sistem ini, guru dan orang tua juga bisa melakukan komunikasi untuk memantau perkembangan peserta didik.
Keunggulan lainnya, kini ujian dan pengumpulan tugas bisa dilakukan secara daring melalui ponsel pintar. Bagi siswa yang tidak memiliki ponsel pintar, ujian bisa dilakukan dengan menggunakan komputer yang disediakan sekolah di laboratorium.
Ridwan mengklaim, cara ini dapat menghemat anggaran sekolah se-Kota Bandung sebesar 30 milyar rupiah dalam setahun. Dana tersebut selama ini digunakan untuk biaya kertas dan alat tulis kantor yang digunakan saat ujian.
“Sekarang ujian bisa dengan ponsel. Yang nggak punya smart phone nanti ujiannya di laborarotium menggunakan komputer yang disediakan sekolah. Tapi 90menurut penelitian rata-rata 90% anak sekolah sudah punya smartphone sehingga ujian bisa di situ,” ujar Emil.
Ia berharap tahun depan seluruh sekolah di Kota Bandung sudah dapat menggunakan Edubox untuk keperluan belajar-mengajar. ***