MARLBORO pada awalnya dulu, diproduksi untuk segmen para wanita.
Saat pertama kali diproduksi tahun 1924, rokok yang dibuat lebih ‘ringan’ dibanding rokok-rokok yang beredar saat itu, melalui iklannya digambarkan, wanita yang mengisap Marlboro sebagai wanita yang ‘classy’ dan ‘sophisticated’.
Lengkap dengan tagline-nya yang terdengar feminin, ” Mild as May“.
Marlboro, asal namanya dari sebuah wilayah di London (Marlborough). Saat itu bagian filternya diberi warna merah dengan tujuan untuk menyamarkan bekas noda lipstik, dan dalam iklannya diberi slogan “The Beauty Tips to Keep the Paper From Your Lips.”
Dua dekade setelah itu, Philip Morris, sang produsen Marlboro, mulai mengalami penurunan penjualan akibat informasi mengenai bahaya kanker paru-paru yang berhubungan dengan kebiasaan merokok.
Di tahun 1953, konsumsi rokok di Amerika Serikat menurun yang memaksa perusahaan-perusahaan rokok di sana menciptakan strategi untuk menghadapi informasi mengenai bahaya kanker paru-paru yang beredar.
Sebagaimana produsen lain, Marlboro mengaku bahwa rokok produksi mereka aman karena memiliki filter.
Namun begitu, perusahaan ini masih saja menargetkan perokok wanita. Sementara para pria, yang walaupun takut akan permasalahan kesehatan, tetap enggan mengganti rokoknya dengan rokok ‘feminin’ yang ditujukan untuk para wanita itu.
Perusahaan rokok ini lalu melakukan repositioning pada target pasar mereka dan menciptakan taktik pemasaran yang ditujukan untuk laki-laki.
Dari sinilah lahir “Marlboro Man“, sosok koboi jantan yang tinggal di sebuah tempat bernama “Marlboro Country“.
Maka penjualan Marlboro pun meningkat, dan kemudian menjadi brand ternama.
Berbagai sumber