PERALIHAN pengelolaan Pelabuhan Ferry Internasional Batam Center memasuki babak baru. Setelah melalui proses yang cukup panjang, PT Metro Nusantara Bahari akhirnya secara resmi mengambil alih pengelolaan pelabuhan strategis tersebut mulai Jumat, 2 Agustus 2024.
Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Metro Nusantara Bahari dengan Badan Pengusahaan (BP) Batam telah dilakukan pada Kamis (1/8/2024). Dengan nilai investasi mencapai Rp3,8 triliun, Metro Nusantara Bahari berkomitmen untuk meningkatkan kualitas layanan dan infrastruktur pelabuhan agar mampu bersaing di tingkat internasional.
Bertempat di Ruang Marketing Centre, PKS dilakukan oleh Anggota Bidang Pengusahaan Wan Darussalam dengan Direktur Utama PT. Metro Nusantara Bahari Victor Pujianto, pada Kamis petang (1/8/2024) kemarin.
Turut menyaksikan Wakil Kepala BP Batam Purwiyanto, Anggota Bidang Administrasi dan Keuangan Wahjoe Triwidijo Koentjoro dan Anggota Bidang Kebijakan Strategis Enoh Soeharto Pranoto.
Mereka didampingi oleh Kabiro Hukum dan Organisasi Alex Sumarna, Kepala Pusat Perencanan Program Strategis Fesly Abadi Paranoan, Direktur Badan Usaha Pelabuhan Dendi Gustinandar, Kepala Satuan Pemeriksa Intern Imbuh Agustanto dan Kepala Biro Humas Promosi dan Protokol Ariastuty Sirait.
Sementara itu, PT Synergy Tharada, pengelola sebelumnya, memilih untuk tidak menghadiri proses serah terima aset. Meskipun sempat menyatakan akan bertahan di pelabuhan berdasarkan surat dari Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenko Polhukam), pada akhirnya Synergy Tharada memutuskan untuk menghormati proses hukum yang sedang berjalan.
CEO PT Synergy Tharada, Reza Slamet Riyadi, menegaskan bahwa pihaknya telah melayangkan gugatan ke Pengadilan Negeri Batam dan PTUN Jakarta atas tindakan BP Batam. Namun, untuk menjaga stabilitas dan menghindari kevakuman pelayanan, Synergy Tharada memilih untuk menyerahkan pengelolaan pelabuhan kepada Metro Nusantara Bahari.
(dha)