PANGLIMA Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I (Pangkogabwilhan I) Laksamana Madya (Laksdya ) TNI Yudo Margono memimpin upacara gelar pasukan dalam operasi siaga tempur pengamanan laut Natuna sebagai upaya penegakan kedaulatan negara, jumat (3/1) kemarin.
Kapal Republik Indonesia (KRI) sudah dalam posisi siaga tempur untuk mengamankan Laut Natuna, Kepulauan Riau. Operasi ini sebagai upaya menegakkan kedaulatan Indonesia di perairan yang berbatasan dengan sejumlah negara tersebut, termasuk Tiongkok/ Cina.
“Ada dua KRI kita kerahkan dan ditambah tiga menyusul besok, ini kita lakukan karena ada pelanggaran kedaulatan di laut Natuna,” kata LaksdyaTNI Yudo Margono saat memberikan pengarahan kepada para prajurit diPaslabuh, Selat Lampa, Natuna,Jumat (3/1), dikutip dari ANTARA.
Selain itu, ia juga mengungkapkan ada 30 kapal ikan asing beroperasi di wilayah kedaulatan NKRI dengan dikawal oleh 3 kapal Coast Guard milik Tiongkok.
“Melalui udara tadi pagi kita telah pantau, ada 30 kapal ikan asing dengan dikawal 3 kapal pengawas mereka, dan mereka sengaja menghidupkan AIS mereka, ini ada apa?” ungkapnya kemarin.
Saat ini KRI Teuku Umar dan KRI Tjiptadi telah diberangkatkan.
“Operasi ini kita melibatkan semua unsur, baik darat, laut dan udara,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan kepada prajurit untuk tidak terpancing, utamakan cara persuasif agar 30 kapal dan 3Coast Guard keluar dari laut Natuna.
“130 mil dari pantai, telah nyata masuk di wilayah landas kontinen Indonesia yang semestinya 200 mil,” kata Pangkogabwilhan.
Ia juga mengatakan saat ini KIA itu telah berada di sebelah selatan landas kontinen Indonesia, maka dari itu sore ini dikerahkan armada dalam siaga tempur laut Natuna terhitung per 1 Januari langsung dilakukan upaya penindakan melalui operasi siaga tempur laut Natuna 2020.
Himbau Agar Nelayan Natuna Tetap Tenang
SEHUBUNGAN dengan situasi yang memanas di perairan Natuna, Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I (Pangkogabwilhan I) Laksamana Madya (Laksdya ) TNI Yudo Margono menghimbau agar nelayan Natuna tetap tenang.
Tetap aja melaut, di sini kan ada kapal perang, bisa infokan pada kami,” kata Yudo di laman ANTARA KEPRI.
Justru, lanjutnya lagi, nelayan di Natuna menjadi mata dan telinga aparat keamanan, khususnya Angkatan Laut.
” Mungkin dengan kondisi laut kita yang luas, itu tidak bisa dijangkau oleh KRI kita saat ini, kan jumlahnya terbatas,” terangnya lagi.
Ia juga meyakinkan masyarakat dan para nelayan untuk terus berkoordinasi dengan pihak TNI maupun Bakamla yang berada di laut Natuna.
“Contoh saja, kayak kemarin yang infokan ke kita-kan nelayan, ternyata ada sini,” ungkapnya.
Kembali Ia ingatkan bagi para nelayan, khususnya Natuna, tetaplah beraktifitas seperti biasanya.
“Tidak usah resah lah, karenakan jauh di 130 mil, kan nelayan kita kecil kecil, tidak sampai di sana,” kata Yudo.
Besar harapan Pangkogabwilhan l agar nelayan Natuna bisa mendominasi di area tangkap yang selalu disengketakan pihak asing tersebut.
“Saya justru berharap, nelayan kita bisa melaut hingga ZEE sana, karena akan semakin menegaskan ini loh laut kami, kami berhak menangkap ikan di sini,” lanjutnya.
Terkait adanya gangguan nelayan Indonesia diusir oleh kapal asing menurutnya sampai saat ini belum ada laporan secara resmi masuk ke TNI.
“Terkait nelayan kita diusir belum ada masuk laporan, namun justru kita yang mengusir mereka, jadi nelayan kita jangan takut,” tegasnya.
Sementara itu, sebelumnya, Herman, Ketua Nelayan Lubuk Lumbang, Kelurahan Bandarsyah di laman ANTARA pada Rabu (1/1) malam lalu membenarkan, sebagian nelayan khawatir, karena mereka beranggapan akan ada ancaman di laut.
“Saya memaklumi itu, bisa saja kapal ssing dendam sama nelayan saya, namun jangan khawatir, saya terus berkoordinasi dengan aparat kita kok, aman itu,” kata dia.
Disamping itu pula, Ia menjelaskan bahwa benar berita yang beredar menyatakan nelayan lokal terganggu bahkan di usir oleh kapal asing saat sedang memancing.
“Nelayan saya kalau di laut tidak berani tidur, jika pun sedang istirahat, mereka harus bergantian, kalau tidak kami bisa ketabrak,” kata Herman.
Karena itu ia sangat berharap kehadiran Kapal Pengawas Indonesia juga turut hadir mengawasi para nelayan Natuna sebagai mana yang dilakukan Kapal Pengawas Negara Asing terhadap nelayan mereka.
“Iya kalau coast guard mereka melakukan itu, kenapa tidak, kita lakukan hal yang sama agar nelayan kami juga aman melaut,” ujarnya.
(*)