PANTUN resmi dapat sertifikat warisan budaya tak benda dunia dari United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO).
Sertifikat langsung diserahkan Sekjen Kemdikbudristek, Ir Suharti MA, Ph.D di Plaza Insan Berprestasi Gedung A, Kompleks Kemdikbudristek RI, Jakarta, Jumat (12/8/2022).
Sertifikat tersebut diserahkan kepada Gubernur Kepri melalui Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Kepri, Juramadi Esram.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Tanjungpinang, Meitya Yulianti, menyampaikan, penetapan pantun sebagai warisan budaya tak benda dunia UNESCO dapat mengenalkan budaya masyarakat Melayu kepada dunia.
“Kini pantun tidak lagi sekedar budaya masyarakat Melayu, tapi sudah mendunia. Sudah diakui dunia,” ujarnya.
Dengan diterimanya sertifikat pantun sebagai warisan dunia UNESCO, Meitya berharap budaya pantun lebih meluas lagi, tidak hanya di komunitas pemantun saja.
Kemudian pantun semakin berkembang dan memberikan warna baru bagi tradisi masyarakat internasional.
“Harapan kita budaya berpantun lebih meluas lagi, tidak hanya komunitas pemantun saja, tapi ada juga program untuk pelajar seperti pantun masuk sekolah, berbagai lomba berbalas pantun dari tingkat SD sampai umum,” imbuhnya.
Pada acara tersebut, UNESCO juga memberikan penghargaan kepada Saparilis dan Muhammad Ali Ahmad/Ali Pon sebagai Pemantun Adat Melayu, keduanya sama-sama berasal dari Tanjungpinang, Kepri.
Untuk diketahui UNESCO merupakan badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang fokus pada perlindungan situs-situs sejarah dan budaya, yang berkantor pusat di Paris, Prancis.
(*)