PARA nelayan di Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) pasrah dengan kebijakan pemerintah pusat yang menaikkan harga bahan bahan bakar minyak (BBM) subsidi jenis solar per 3 Agustus 2022 lalu.
Hal tersebut disampaikan Sekretaris Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Natuna, Razak Al Izhar. Ia mengatakan Nelayan Natuna, memaklumi kebijakan pemerintah terkait penyesuaian harga BBM bersubsidi jenis solar.
“Mau bagaimana lagi, nelayan tidak ada pilihan selain solar, kalau ada BBM jenis lain kita tinggal menyesuaikan,” kata Razak Al Izhar di Ranai, Natuna, dikutip dari Antara, Senin (5/9/2022).
Terkait penyesuaian harga solar dari Rp 5.150 menjadi Rp 6.800 per liter, kata Razak, jelas mempengaruhi biaya operasional nelayan, namun menurutnya hal yang lebih penting dari itu adalah ketersediaan solar subsidi lebih penting bagi nelayan.
“Biasa nelayan modal melaut dengan biaya Rp 10 juta, sekarang paling tidak naik menjadi sekitar Rp 13 juta. Nelayan yang penting solar tersedia di Natuna,” kata Razak.
Terkait naiknya harga jual ikan konsumsi warga di pasar Ranai Natuna saat ini, menurut Razak, tidak terkait dengan penyesuaian harga BBM.
“Kalau harga ikan itu tergantung harga pasar, artinya jika hasil tangkapan melayan banyak ikan akan murah begitu juga sebaliknya,” kata Razak.
Senada disampaikan Rudi, seorang nelayan Sepempang, Bunguran Timur, Natuna. Ia mengatakan penyesuaian harga BBM solar subsidi tidak lebih penting dari pada jaminan ketersediaan pasokan solar bagi nelayan setempat.
“Bagi kami pasokan solar itu lebih penting, kalau harga kita tinggal menyesuaikan, kalau tak mampu beli banyak kami beli sedikit, yang penting solar tidak langka lagi,” kata Rudi.
Menurut dia, saat ini ketersediaan solar bagi nelayan tidak mengalami kendala, namun nelayan juga akan ada penyesuaian harga jual ikan.
“Nanti jangan kaget jika harga ikan naik, kemungkinan kita akan sesuaikan juga dengan biaya operasional,” kata dia.
Hasil pantauan di pasar ikan Ranai, Natuna, Senin (5/9), terjadi kenaikan harga beberapa jenis ikan pelagis sekitar 11 persen dari harga normal.
“Tadi di pasar harga ikan seperti ikan mayok naik dari Rp40 ribu menjadi Rp50 ribu,kalau lagi banyak kadang Rp35 ribu, sekarang memang lagi mahal,” kata Ningsih salah satu warga setempat usai membeli ikan.
(*)