Ini Batam
Pemerintah Targetkan Bangun PLTS Terapung di Waduk Duriangkang dan Tembesi

PENGEMBANGAN Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Batam tampaknya bukan hanya menarik minat swasta semata, pemerintah pusat juga menaruh atensi terhadap hal tersebut.
Kamis (15/9) kemarin, Tim Komisi Keamanan Bendungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyambangi Batam untuk meninjau kondisi Waduk Duriangkan dan Tembesi, yang konon kabarnya merupakan lokasi ideal pembangunan PLTS terapung. Tim ini bertugas memastikan percepatan proyek strategis nasional PLTS skala besar di kedua tersebut berjalan lancar.
“Pemerintah sepakat mendukung energi terbarukan. Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan listrik nasional, salah satunya dengan PLTS terapung,” kata pimpinan tim komisi, Dr Anies Firman.
Anies menyebut PLTS terapung di Batam akan menjadi pilot proyek pengembangan energi surya di Indonesia. “PLTS ini diharapkan dapat menjadi bahan riset, referensi ataupun penelitian untuk mengembangkan teknologi serupa di daerah lain,” tuturnya.
Untuk itu, tiap waduk harus mendapat sertifikasi setiap lima tahun sekali dan beberapa kendala ringan yang terdapat di Waduk Duriangkang Tembesi harus terus diminimalisir.
“Tujuan kami datang kesini adalah untuk mengetahui kondisi awal kedua bendungan ini pada tahun 2022 sebelum digunakan sebagai tempat untuk PLTS terapung,” jelasnya.
Ia juga menambahkan bahwa kondisi bendungan dan PLTS kedepannya harus saling mendukung, terutama karena Waduk Duriangkang merupakan tulang punggung penyediaan air bersih di Batam, maka kondisinya harus tetap terjaga dengan baik, saat PLTS terapung telah terealisasi.
“Bendungan dan PLTS terapung harus saling menguntungkan satu sama lain, utamanya Waduk Duriangkang merupakan tulang punggung air bersih di Batam maka harus kita jaga dengan tetap mewujudkan rencana pengembangan energi bersih terbarukan ini (PLTS),” ungkapnya.
Anies juga mengingatkan agar energi bersih terbarukan yang berasal dari PLTS ini tidak boleh terlambat direalisasikan, namun dalam prosesnya tetap mengedapankan aspek keselamatan bendungan.
“Energi bersih terbarukan adalah hal yang mutlak dan tidak boleh terlambat untuk kita kembangkan namun jangan sampai kita kekurangan air bersih saat musim kemarau dan kelebihan air bersih saat musim penghujan,” paparnya.
Senada dengan Anies, Kepala Pusat Pengembangan KPBPBB dan KEK selaku Ketua Tim Teknis Kerja Sama Pengembangan PLTS Waduk KPBPBB, Irfan Syakir Widyasa, berharap agar setelah kunjungan lapangan ini, seluruh stakeholder yang terlibat dalam proyek pengembangan PLTS Waduk Duriangkang dan Waduk Tembesi mendapat gambaran awal yang lengkap untuk rapat secara intensif mulai Oktober 2022.
“Karena proyek yang menjadi bagian dari Presidensi G20 ini cukup komprehensif dari hulu ke hilir, kami akan segera memulai rapat secara intensif pada Oktober 2022 bersama dengan kementerian dan lembaga serta seluruh stakeholder dalam proyek ini,” tutupnya.
Ia menambahkan bahwa pihaknya akan berusaha untuk memaksimalkan potensi PLTS yang dapat diakomodir oleh Waduk Duriangkang dan Tembesi untuk mencukupi kebutuhan konsumsi energi lokal serta untuk kebutuhan ekspor.
“Kapasitas energi yang akan dihasilkan, tentunya kami akan meminta rekomendasi dari Komisi Keamanan Bendungan Kementerian PUPR, memperhatikan aspek keselamatan Waduk Duriangkang dan Waduk Tembesi,” pungkasnya (leo).