KAWASAN industri dengan konsep green environment atau ruang terbuka hijau, digalakkan oleh salah satu perusahaan developer industrial asal Batam, Kepulauan Riau, yakin Tunas Group. Ini dilakukan guna menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat dan penuh tantangan secara global terhadap rantai pasok atau supply chain.
Perubahan iklim dunia juga dikampanyekan oleh Tunas Group terhadap para lini bisnis. Walhasil, Tunas Prima Industrial Estate (TPIE) yang menjadi kawasan industri ke-6 dengan menghadirkan inovasi baru yaitu ‘Kawasan Industri Modern Ramah Lingkungan’.
Di kawasan ini, menggunakan 100 persen energi bersih serta dilengkapi dengan infrastruktur hijau yang berkelanjutan, terintegrasi dan berbasis teknologi modern atau loT yang sejalan dengan Era Industri 4.0.
Head of Business Development Tunas Group, Chripin Andreas, mengatakan bahwa kawasan industri ini menghadirkan ruang dengan mengusung konsep sustainable future atau pendalaman mengenai kualitas hidup dan kesejahteraan generasi tanpa mengabaikan generasi masa depan, yang memiliki tujuan mengurangi dampak negatif akibat dari kegiatan model industri terhadap lingkungan.
Begitu juga untuk sumber Energi Baru Terbarukan (EBT), berasal dari pembangkit listrik tenaga surya yang dipasok oleh PLN Batam dan dilengkapi dengan Renewable Energy Certificates (RECs) atau sertifikat energi terbarukan.
“Ini semua, nantinya bisa digunakan oleh seluruh tenant-tenant di dalam kawasan industri TPIE sebagai bentuk nyata dalam mengurangi emisi karbon. Dari kerja sama ini, PLN Batam akan membangun pembangkit listrik tenaga surya terapung terbesar di Kepulauan Riau, yang didedikasikan untuk pasokan energi listrik bersih ke kawasan industri TPIE dengan layanan premium,” ujar dia, Selasa (19/9/2023).
Dengan adanya kerja sama itu, Andres menambahkan bahwa TPIE akan menjadi kawasan industri pertama di Indonesia yang mampu menyediakan kebutuhan energi listrik bersih bagi perusahaan. Nanti, di dalamnya ada penggunaan air dan pengolahan limbah yang baik untuk mengurangi dampak terhadap lingkungan.
“Kawasan Industri TPIE ini menjalankan skema pengolahan air Reduce, Reuse dan Recycle TPIE. Sehingga hal ini menjadi bukti nyata akan komitmen Tunas Group menciptakan ekosistem hijau,” katanya.
Sebagaimana diketahui, rancangan desain bangunan infrastruktur hijau dan ramah lingkungan yang berstandar juga menjadi pelengkap komitmen kawasan TPIE dalam mewujudkan konsep sustainable future tersebut. Dimana, penataan jalan dan pedestarian yang aman digunakan untuk pejalan kaki maupun bersepeda tersambung sepenuhnya dari gerbang utama, hingga gerbang kedua.
Di dalam kawasan, juga diupayakan penggunaan IoT untuk membantu kontrol terhadang lingkungan yang lebih efektif. Kemudian, penggunaan tanaman-tanaman yang tahan terhadap kekeringan agar lingkungan tetap asri tanpa penggunaan air yang berlebihan. Namun tetap mempertimbangkan untuk pengembangan dimasa depan yang tetap ramah lingkungan.
“Untuk memastikan semuanya bisa berjalan dengan baik, kawasan industri TPIE telah menggandeng konsultan bangunan hijau dari Indonesia dan Singapura,” tutupnya.
Ketua DPRD Batam, Nuryanto, yang turut hadir dalam peresmian kawasan industri itu menyambut baik dengan inovasi yang berbasis lingkungan. Dia menyebut, dengan adanya penambahan kawasan industri, bakal menyerap tenaga kerja dan bisa mendongkrak perekonomian di Batam.
DPRD Batam juga mengimbau kepada pemerintah setempat dan institusi terkait agar dapat memberikan kemudahan dan kepastian hukum untuk investor sehingga mereka ini bisa terus maju dan berkembang, juga bisa menyejahterahkan warga Batam nantinya.
“Kota Batam itu harus kita jaga dan rawat. Keamanannya dan kenyamanannya sehingga bisa memunculkan kekondusifitasan. Sehinggga para investor percaya dan yakin untuk bisa beraktivitas di Kota Batam. Dan saya yakin Batam akan berkembang, maju dan menjadi harapan para investasi,” pungkas dia.
(ahm)