Dunia
Perempuan-Perempuan yang Memerangi Kemiskinan Dengan LEBAH

Terbit
6 tahun yang lalu|
Oleh:
Mike Wibisono
KELAPARAN menjadi realita yang biasa di negeri miskin Kenya. Para wanitanya memiliki beban berat untuk memberi makan anggota keluarga mereka. Ikhtiar harus ditemukan untuk mengatasi kelaparan.
Bagi perempuan di Marigat, Baringo, Wilayah Lembah Rift, tidak hanya kelangkaan makanan yang mereka hadapi tetapi juga kemiskinan.
Christine Lewatachum adalah Wakil Ketua Kelompok Perempuan Sinyati. Kelompok ini dibentuk untuk menghapuskan kelaparan dan kemiskinan dari rumah tangga mereka. Salah satu cara yang mereka lakukan adalah memelihara lebah.
“Kami ingin mengatasi dampak dari pencurian ternak di daerah ini,” ujarnya.
Beberapa bagian Kabupaten Baringo, termasuk Marigat, selama bertahun-tahun dihantui pencurian ternak. Ribuan sapi dan domba dicuri sehingga banyak keluarga yang putus asa.
Warga di Baringo sangat bergantung kepada ternak sebagai sumber nafkah. Namun mereka harus menghadapi tantangan masalah keamanan.
“Kami mungkin tidur dalam kondisi lapar. Benar-benar lapar, sebab benar-benar tak ada yang bisa dimakan,” kata Josephine Lemangi, seorang anggota Kelompok Perempuan Sinyati.
Beternak Lebah
Dengan dukungan suami mereka, 14 perempuan mulai beternak lebah enam tahun lalu. Seiring berjalannya waktu, mereka telah membuat kemajuan serta menjadi perempuan pengusaha yang berhasil dan mampu menunjang kehidupan keluarga.
Mereka memiliki enam produk turunan dari lebah, yakni madu, sarang madu, propolis, royal jelly, serbuk lebah dan pakaian pelindung dari lebah. Harga madu berkisar dari 0,5 dolar AS hingga 5 dolar AS tergantung ukuran.
Mereka juga membuat lilin, krim tubuh dan sabun dari sarang lebah.
Satu kilogram lilin dijual dengan harga 6 dolar AS. Sabun dijual secara grosir 0,5 dolar AS dan 1 dolar per potong. Sementara itu, 100 gram krim tubuh dijual dengan harga 2 dolar AS dan 0,5 dolar AS per botol dengan berat 50 gram.
“Kami menggunakan produk ini dan kami sangat sehat. Lihat saja kulit kami, sangat mulus, kan?” kata Wakil Ketua Kelompok tersebut.
Mereka menggunakan propolis untuk memproduksi obat yang diberi nama propolis tincture yang digunakan untuk mengobati radang sendi, alergi atau luka. Propolis dengan ukuran 30 mililiter dijual dengan harga 3 dolar AS.
“Hidup kami sungguh-sungguh berubah. Kami sekarang bisa memberi makan anak-anak kami, membayar biaya sekolah mereka dan memenuhi keperluan kami masing-masing,” kata Lewatachum.
Untuk memanen madu, mereka menggunakan pakaian pelindung yang terbuat dari serat karung. Satu set pakaian meliputi celana panjang dan baju lengan panjang dengan penutup kepala mereka jual dengan harga 10 dolar AS.
Mereka tidak membagikan keuntungan yang diapat, namun memasukkannya sebagai tabungan di bank. Semua anggota bisa meminjam untuk meningkatkan usaha perorangan mereka.
“Jika Anda meminjam 20 dolar, Anda kembalikan dengan tambahan 2 dolar. Kebanyakan anggota kami memanfaatkan uang itu untuk memulai atau mengembangkan usaha mereka,” demikian penjelasan Wakil Ketua tersebut.
Kelompok perempuan tersebut telah membuat kemajuan dalam memerangi kelaparan dan kemiskinan.
Saat ini, sedikitnya 1,3 juta orang menderita kelaparan di Wilayah Pantai dan Timur Laut Kenya. Dalam beberapa tahun terakhir telah ada peningkatan upaya dari pemerintah dan mitra pembangunan untuk secara aktif melibatkan perempuan dalam produksi pangan dengan memfasilitasi kredit, teknologi dan informasi pertanian. ***



Mantan Menteri Susi Pudjiastuti Dideklarasikan Maju Jadi Capres 2024

Warga Batam CFD Sambil Latihan Ujian Pembuatan SIM

Kasus Covid-19 di Singapura Meningkat, Kepri Harus Waspada

Fajar/Rian Gagal Juara di Malaysia Open 2022

Marak Penyelundupan TKI, Polda Kepri Butuh Tambahan Kapal Cepat Jaga Perbatasan

Rombak Struktur Badan Usaha di Lingkungan BP Batam, Rudi Lantik 15 Pejabat di Bandara dan Pelabuhan

Polda Kepri Gelar Lomba Menembak TNI-Polri Bersama Awak Media

Malaysia Open 2022: 12 Wakil Indonesia Lolos ke Babak 16 Besar

Bikin Ribet, Beli Minyak Goreng Pakai Aplikasi PeduliLindungi Menuai Kritik

Satgas: Kepri Tinggal Tiga Kasus Aktif Covid-19, Satu Orang Meninggal

Sebaran
- DINAS Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) memprediksi harga411 Sebaran
- RENCANA pemerintah mewajibkan penggunaan aplikasi PeduliLindungi untuk pembelian minyak goreng (migo346 Sebaran
- LAPORAN Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) kini kasus aktif C328 Sebaran
- PERTAMINA Patra Niaga sebagai Sub Holding Commercial & Trading dari PT Pertamina (Persero) akan409 Sebaran
- LONJAKAN harga minyak dunia yang cukup tinggi sangat mempengaruhi harga keekonomian bahan bakar miny279 Sebaran