SINEAS Joko Anwar menjadi sorotan di FFI 2020. Film yang digarapnya, Perempuan Tanah Jahanam, meraih total 56 nominasi.
Tidak cuma itu, Joko juga meraih nominasi di kategori Penulis Skenario Adaptasi Terbaik untuk film Ratu Ilmu Hitam. Pada akhirnya, ia sukses meraih Piala Citra ke-3 dari kategori Sutradara Terbaik berkat Perempuan Tanah Jahanam.
Saat di atas podium, Joko Anwar terlebih dahulu mengapresiasi FFI 2020 yang bisa terselenggara dengan baik, meski digempur pandemi COVID-19. Kemudian ia berterima kasih pada banyak pihak yang mendukung film Perempuan tanah Jahanam.
“Terima kasih untuk rekan dan sineas yang telah mempercayakan piala ini, di tahun ini pada saya. Terima kasih pada support system saya, dari BASE Entertainment, Rapi Films, sampai CJ Entertainment. Dan yang terutama partner saya selama 17 tahun, Tia Hasibuan, yang sabar mau bekerjasama dengan saya. Terima kasih juga cast and crew, kalian luar biasa sehingga mampu membuat film ini jadi membanggakan,” ungkap Joko Anwar.
Joko turut menitipkan pesan mengenai industri film Indonesia yang harus terus bisa dimajukan. Ia mengungkapkan, cara apa yang bisa dilakukan agar hal itu bisa tercapai.
“Film Indonesia maju dan bisa mendapat tempat di hati penonton lokal dan internasional kalau semua pemangku kepentingan mau bekerja secara sinergis. Sineas harus mau belajar, meningkatkan skill. Produser harus mampu memilih proyek yang bisa mendukung sustainability film Indonesia. Penonton harus terus menonton secara legal, jangan bajakan,” kata Joko.
“Kritikus harus mampu membaca film, sehingga mereka mampu, kalau tidak mencerdaskan, setidaknya mencerahkan. Pemerintah juga harus bisa membuat kebijakan yang bisa membuat ekosistem film Indonesia lebih baik,” sambungnya.
Menurut Joko Anwar, pandemi COVID-19 terjadi di saat industri film Indonesia sedang berjaya. Karena itu, ia berharap, setelah pandemi selesai, sineas Indonesia bisa lebih semangat untuk membuat karya yang berkualitas.
“Kita punya kepercayaan tinggi dari penonton terhadap film Indonesia. Karena itu, kita tidak boleh membuat film yang bisa merusak kepercayaan ini. Mari bekerjasama untuk meningkatkannya, yang bukan cuma untuk profesi, tapi juga karena cinta kita pada film Indonesia,” tuturnya.
Joko Anwar memenangkan kategori Sutradara Terbaik mengalahkan 4 sutradara hebat lainnya, yakni Faozan Rizal, Riri Riza, Sim F, dan Yosep Anggi Noen.
(*)
Sumber : Kumparan