PARA kandidat Presiden Filipina akan mengadakan rapat umum terakhir pemilu pekan ini saat kampanye memasuki putaran akhir. Para calon presiden bertarung memperebutkan dukungan warga dalam pemilihan umum (pilpres) yang akan digelar 9 Mei mendatang.
Berdasarkan hasil survei Pulse Asia pada pertengahan April lalu, Ferdinand Marcos Jr yang merupakan putra mantan diktator Filipina, Ferdinand Marcos, unggul ketimbang kandidat-kandidat lainnya, termasuk Manny Pacquiao.
Dari 2.400 responden, 56 persen di antaranya mengaku akan memilih Marcos dalam pemilu. Sebanyak 23 persen responden mengatakan akan mendukung rival Marcos, Leni Robredo, yang kini masih menjabat sebagai wakil presiden Filipina.
Sementara itu, capres yang mantan juara tinju, Manny Pacquiao, dan Wali Kota Manila, Francisco Domagoso, masing-masing mendapat dukungan sebanyak 7 dan 4 persen.
Untuk menggenjot popularitasnya, Marcos akan menggelar kampanye di depan pendukungnya di Provinsi Iloilo. Ini merupakan kampanye pertama dari tiga kampanye besar yang bakal ia gelar pekan ini.
Marcos jor-joran menggelar kampanye sebelum masa hening dimulai pada Sabtu pekan ini. Ia mendesak tim kemenangannya untuk meraih kemenangan dalam pemilu 9 Mei mendatang.
“Kami telah melakukan perjalanan ke seluruh negeri untuk menggalang dukungan untuk gerakan persatuan kami,” ujarnya, dikutip dari Reuters, Rabu (4/5/2022).
Sejumlah analis politik menilai upaya Marcos Jr. dalam pemilu kali ini terbantu dengan pergerakan tim relasi publiknya untuk mengubah persepsi tentang keluarganya yang tercoreng selama beberapa dekade terakhir.
Beberapa kritikus bahkan menuding Marcos mencoba menulis ulang sejarah dalam kampanye-kampanyenya.
“Mereka memiliki keunggulan dalam menyusun narasi yang menarik, yang kita tahu mendistorsi fakta sejarah dan entah bagaimana menarik banyak pemilih,” kata pensiunan profesor politik, Temario Rivera.
Meskipun Marcos memimpin, Robredo dinilai lebih populer, terutama melihat kampanyenya belakangan ini yang selalu ramai. Menurut beberapa analis, dukungan itu mungkin tak tertangkap dalam survei terbaru Pulse Asia.
Robredo sendiri memperkuat kampanyenya di Provinsi Negros. Dalam kampanyenya, Robredo menjanjikan pemerintahan yang jujur dan transparan jika terpilih sebagai presiden.
Robredo diduga kian populer karena keterikatannya dengan gerakan yang menggulingkan ayah Marcos Jr. beberapa tahun silam.
Ia juga sempat menantang untuk melakukan debat terbuka pada pekan lalu, meskipun berujung pada penolakan dari pihak Marcos. Marcos mengaku lebih suka berbicara langsung kepada publik ketimbang berdebat.
Kendati demikian, sikap tersebut menuai kritik. Marcos dinilai hanya menghindari debat untuk menutupi kelemahannya.
Selain itu, Marcos juga dinilai sulit diakses media dan beberapa wartawan asing yang melaporkan ditolak izinnya untuk meliput acara kampanyenya.
“Semua tindakan pembatasan ini merusak pers yang kritis dan bebas di benteng demokrasi Asia dan memicu kekhawatiran tentang bagaimana media independen akan diperlakukan di bawah kemungkinan kepresidenan Marcos lainnya,” demikian pernyataan Asosiasi Koresponden Asing Filipina.
(*)
sumber: CNN Indonesia.com