PENGEMBANGAN Quick Response Indonesian Standard (QRIS) sebagai alat bantu transaksi non tunai memasuki babak baru. Langkah berikutnya yang ditempuh yakni ujicoba QRIS Cross Border, dimana pembayaran antar negara bisa dilakukan dengan QRIS.
Kepala Tim Fungsi Implementasi Kebijakan Sistem Pembayaran BI Perwakilan Kepri, Taufik Ariesta Ardhiawan mengatakan QRIS bertujuan memudahkan transaksi non tunai, termasuk transaksi internasional.
“Kami sedang jajaki pengembangan QRIS dengan Malaysia dan Thailand. Tujuannya memudahkan wisatawan,” katanya Senin (22/8).
Keunggulan dari QRIS Cross Border ini yakni pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) bisa langsung mengkonversi mata uang negara asalnya ke mata uang negara tujuan. “Dengan pakai QRIS, bisa langsung konversi mata uang, pakai aplikasi mereka yang terkoneksi dengan QRIS. Jadi tidak perlu banyak bawa uang cash,” jelasnya.
Hingga saat ini, Bank Indonesia (BI) telah melakukan uji coba QRIS Cross Border dengan Malaysia dan Thailand. Uji coba tersebut memungkinkan kedua negara dapat melakukan dan menerima pembayaran barang dan jasa melalui QR Code.
QRIS Cross Border antara Indonesia dan Thailand sudah memasuki tahap uji coba sejak tanggal 17 Agustus 2021. Kerjasama ini melibatkan 4 switching Indonesia, 10 PJP issuer Indonesia, 3 Bank ACCD Indonesia serta 1 switching Thailand dan 3 PJP issuer Thailand.
Adapun kerjasama dengan Malaysia telah memasuki tahap uji coba sejak sejak 27 Januari 2022. Kerjasama ini melibatkan 4 switching Indonesia, 10 PJP issuer Indonesia, 2 Bank ACCD Indonesia serta 1 switching Malaysia, dan 2 PJP issuer Malaysia.
Ujicoba ini melibatkan sejumlah bank yang berperan sebagai bank settlement yakni Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia (BNI) dan CIMB Bank Berhad. Adapun operator sistem pembayaran yang terlibat diantaranya Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI), RAJA (Rintis, Artajasa, Jalin, dan Alto) dan Payments Network Malaysia Sdn Bhd (PayNet).
QRIS Cross-border memiliki peran penting untuk meningkatkan efisiensi transaksi, mendukung digitalisasi perdagangan dan investasi, dan menjaga stabilitas makroekonomi dengan memperluas penggunaan penyelesaian transaksi menggunakan mata uang lokal (LCS).
Bahkan, QRIS Cross-border disinyalir dapat meningkatkan transaksi UMKM, karena memudahkan konsumen mancanegara untuk bertransaksi saat membeli produk lokal. Begitu pula pada sektor pariwisata, para wisatawan asing nantinya cukup menggunakan QR Cross-border jika ingin bertransaksi saat vakansi di Indonesia.
Untuk di Kepri sendiri hingga saat ini, berdasarkan data terakhir dari Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kepri, jumlah merchant pengguna QRIS di sudah mencapai 394.632 (leo).