KETUA Dewan Masjid Indonesia (DMI) Provinsi Kepri, Muhammad Rudi, menyampaikan pentingnya syiar agama diseiringkan dengan agenda peningkatan ekonomi.
Menurut Rudi, keduanya mempunyai korelasi. “Di samping mensyiarkan agama, ekonomi juga harus dijaga,” kata Rudi saat menghadiri Musyawarah Daerah (Musda) III DMI Kabupaten Karimun di Aula Darun Nadwah, Masjid Agung Kabupaten Karimun, Sabtu (12/2/2022) pagi.
Musda III DMI Kabupaten Karimun mengangkat
tema “Memakmurkan dan Dimakmurkan Masjid”. Acara ini juga dihadiri oleh Bupati Karimun Aunur Rafiq.
Rudi yang juga Wali Kota Batam ini, menuturkan, memakmurkan masjid sebagai bentuk tanggung jawab umat, dan pengurus DMI. Termasuk tanggung jawab upaya meningkatkan ekonomi.
Untuk itu, ia mengajak seluruh pengurus masjid dan musala untuk ikut menyukseskan cita-cita mulia tersebut, apalagi di Kabupaten Karimun terdapat sekitar 500-an masjid dan musala.
“Sebagai Ketua DMI Kepri saya tak bisa sendiri, perlu dukungan kita semua. Suatu tempat yang ada masjidnya kita makmurkan dan yang belum ini tugas kita bagaimana supaya masjid dapat dibangun. Kalau kita kompak ini akan selesai,” kata pria yang juga menjabat kepala BP Batam ini.
Rudi berkisah, ketika pada tahun 2011 dirinya bersafari dari masjid ke masjid di Batam yang berjumlah sekitar 813 masjid dan musala saat itu.
Usut punya usut, sembari menggelar agenda ini, pihaknya juga menganalisa kenapa jemaah tak banyak yang beribadah di masjid.
Menurut Rudi, walaupun itu kewajiban individual, tapi dia menilai pengurus masjid dan musala juga harus memiliki inovasi agar banyak jemaah yang beribadah di masjid. Salah satu yang dapat dipetik adalah bagaimana menciptakan rasa nyaman beribadah di masjid dan musala.
“Akhirnya, alhamdulillah masjid di Batam hampir semuanya pakai pendingin ruangan. Akan ada saja jalan kalau kita kompak dan etos kerja kita tingkatkan,” imbuhnya.
Pun demikian dengan agenda meningkatkan ekonomi daerah, Rudi berbagi kiat bahwa semuanya juga harus diawali dengan kekompakan dan etos kerja tersebut.
Kebersamaan ini akan membuat rencana akan semakin mudah diwujudkan. Hal ini ia buktikan sendiri saat kembali diamanahi menjadi wali kota Batam periode kedua, yang mana semua daerah terdampak pandemi Covid-19, namun Batam tetap saja membangun, walau dengan anggaran yang tak jauh beda dengan tahun sebelumnya.
“Kalaulah kita bisa merangkul semua atau kompak, proses membangun akan sempurna. Tidak ada lain, ini saya sampaikan saya ingin ekonomi Batam, ekonomi Tanjungbalai Karimun dan daerah lainya bisa sama-sama lebih baik,” papar dia.
Keinginan kuat untuk semakin berdaya secara ekonomi juga yang mengantarkan Batam kini pembangunannya semakin masif. Kata Rudi, berbagai program pretisius yang akan dibangun maupun dikembangkan di Batam.
menurutnya, ini tidak hanya berdampak bagi Batam, pembangunan ini juga diyakini akan berdampak bagi daerah lain di Kepri.
Seperti pengembangan Bandara Internasional Hang Nadim. Dengan nilai investasi mencapai Rp 6,8 triliun, bandara ini akan dikembangkan oleh konsorsium Angkasa Pura I, PT Wijaya Karya TBK atau WIKA, dan Incheon International Airport Corporation (IIAC). Diproyeksikan pada 2024 terminal satu dan dua rampung dikerjakan.
Pengembangan bandara ini, lanjut Rudi, akan mendukung meningkatan mobilitas ke Kepri. Baik kunjungan wisatawan maupun menjadi hub logistik.
“Menarik wisata ini tak sulit, sekarang baru 5 juta wisman yang masuk, targetnya ke depan 15 juta orang. Kepada bapak ibu, mari siapkan diri harus ambil bagian dari hasil pembangunan ini,” ajaknya.
Kemudian pengembangan Pelabuhan Batuampar. Menggenapi upaya untuk mewujudkan Batam sebagai hub logistik ini, Rudi meyakini ke depan bakal banyak yang memilih untuk menambatkan barangnya di Batam, Kepri.
“Selama ini banyak ke Singapura dan Malaysia, bagaimana 20 persen saja kita tarik ke sini,” tambah dia.
Kini juga pihaknya sedang mengembangkan KEK Kesehatan di Sekupang. Kehadiran KEK ini ditandai dengan akan dibangun rumah sakit berstandar internasional dan juga kampus kedokteran yang bertaraf sama.
Maka ke depan, warga Kepri juga tak perlu jauh untuk mendapat akses kesehatan yang lebih berkualitas. Di samping itu, akses kesehatan yang mumpuni ini akan juga mendatangkan banyak orang ke Batam maupun Kepri.
(*)
sumber: Media Center Batam