Hubungi kami di

Khas

Saat Satu Zona Batam Jadi KEK

Terbit

|

Ilustrasi

MENTERI Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution berjanji dalam tiga bulan ke depan sudah ada wilayah Batam yang berubah menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

“Kita coba cari jalan yang simpel. Mulai dari zona mana yang paling siap. Maksimal tiga bulan sudah ada zona tertentu di wilayah Batam yang jadi KEK,” kata Darmin dalam Diskusi Publik Pengembangan Industri Berorientasi Ekspor melalui Perluasan Akses Pasar dan Optimalisasi Kawasan Industri di Hotel Radisson Batam, Jumat (13/4).

Menurutnya untuk pertama ini akan ditunjuk satu lokasi terlebih dulu.

Setelah satu berjalan, barulah menyusul titik-titik lain.

Adapun berdasarkan hasil identifikasi sementara, ada lima zona yang bisa dikembangkan menjadi KEK di Batam. Jumlah itu, kata Darmin, bisa saja berubah.

“(Zonanya di mana) Tunggu saja. Yang pertama akan segera diresmikan,” kata dia.

Darmin mengatakan kawasan industri yang ada di Batam sekarang bisa memilih akan menjadi KEK atau tidak. Tapi menurutnya KEK memiliki beberapa fasilitas yang lebih dibanding Free Trade Zone (FTZ) sekarang. Sementara fasilitas FTZ seperti bebas PPN dan bea masuk juga ada di KEK.

BACA JUGA :  Rudiantara Jadi Dirut PLN

“Kalau tetap ingin jadi kawasan industri boleh. Tapi jangan cemburu kalau fasilitas KEK jadi lebih bagus,” ujarnya.

 

Saat Batam jadi KEK

PEMERINTAH melanjutkan upaya transformasi Batam dari kawasan perdagangan bebas (Free Trade Zone/FTZ) menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution bulan lalulseperti dilansir dari Republika mengakui, hal ini penting untuk kembali memikat investor dan menggerakkan roda perekonomian.

“Ini penting agar makin banyak yang berminat dan bersemangat menanamkan investasi di Batam,” ujar Darmin dalam rapat koordinasi di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa (6/3).

Dalam rapat tersebut, Pemerintah dan Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam (BP Batam) membahas konsep pengembangan Batam.

KEK Batam direncanakan akan bersifat zonasi atau enclave.

Selain itu, KEK Batam juga akan meliputi sejumlah klaster sesuai kawasan industri yang ada. Hal ini mengingat sejumlah kawasan industri tersebar di berbagai wilayah Batam.

Pengusaha yang tidak masuk cluster KEK akan diberikan opsi untuk pindah ke KEK atau diberikan fasilitas lain seperti di dalam daerah Kawasan Berikat, Gudang Berikat, Pusat Logistik Berikat (PLB), maupun Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE).

BACA JUGA :  Update Covid-19 Kota Batam, Tambahan 45 Orang Positif

Kepala BP Batam Lukita Dinarsyah Tuwo beberapa waktu lalu juga mengatakan, KEK Batam paling lambat akan terbentuk dalam tiga tahun ke depan.

“Nanti bentuknya akan mulai secara bertahap sampai nanti lengkapnya kira-kira tiga tahun lagi,” ujar Lukita.

Lukita mengaku, KEK Batam akan didukung dengan sejumlah rencana pembangunan proyek infrastruktur seperti Bandara Hang Nadim, Waduk Tembesi, Pelabuhan Batu Ampar, Rumah Susun, Tanjung Sauh Container Port Project, Jembatan Batam-Bintan, dan Light Rail Transit (LRT) Batam.

Lukita juga menekankan bahwa peran strategis Batam diperlukan untuk mengangkat ekonomi wilayah Kepulauan Riau dan nasional.

“Untuk itu, perlu sebuah model yang mampu menciptakan harmoni dan saling memperkuat antara perindustrian, perdagangan, pariwisata, logistik, transportasi, dan teknologi digital,” katanya.

 

Sumber : Media Center Batam / Republika

 

 

Advertisement
Berikan Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Sebaran

Facebook