PERMASALAHAN sampah kembali menjadi perhatian serius Pemerintah Kota Batam. Wali Kota Batam, Amsakar Achmad menegaskan pihaknya tengah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem pengelolaan sampah di seluruh wilayah kota.
“Ya, kami sedang melakukan evaluasi menyeluruh termasuk yang menjadi atensi saya adalah Dinas Kebersihan dan Kehidupan. Bagaimana agar ke depan pengelolaan sampah kita menjadi lebih baik,” kata Amsakar Achmad, Sabtu (1/11/2025).
Menurut Amsakar, problematika sampah di Batam bersifat kompleks mulai dari tingginya volume sampah harian hingga keterbatasan armada pengangkut dan Tempat Pembuangan Sementara (TPS).
“Volume sampah yang dihasilkan per kepala sekitar satu kilogram per hari. Sementara armada pengangkut sangat rentan karena terpapar air lindi, sehingga cepat berkarat dan memerlukan biaya pemeliharaan yang tinggi,” jelasnya.
Sebagai langkah perbaikan, Pemko Batam akan membentuk tiga Unit Pelaksana Teknis (UPT) pengelolaan kebersihan. Setiap UPT nantinya bertanggung jawab untuk menangani tiga kecamatan.
“Dalam APBD Perubahan, kami sudah mengalokasikan masing-masing satu mesin insinerator untuk setiap UPT. Mudah-mudahan dengan formula ini, sedikit banyak persoalan sampah dapat terurai,” tutur Amsakar.
Ia menegaskan, komitmen pemerintah kota dalammenyelesaikan persoalan sampah akan terus berlanjut dalam beberapa tahun ke depan.
Meski Peraturan Daerah (Perda) telah mengatur sanksi bagi pelanggar kebersihan, Amsakar menilai penegakan hukum bukan satu-satunya solusi. Ia ingin agar kepatuhan warga lahir dari kesadaran, bukan ketakutan terhadap sanksi.
“Dalam Perda sebenarnya ada sanksi tegas. Tapi saya ingin semua ini berlangsung dari hati. Jangan sampai sanksi membuat kita taat, dan tanpa sanksi kita jadi abai,” ujarnya .
Ia mengajak masyarakat untuk berperan aktif menjaga kebersihan tanpa saling menyalahkan.
“Kalau mau mencari kambing hitam, bisa saja pemerintah disalahkan karena sarana tidak lengkap. Tapi dari sisi pemerintah juga bisa beralasan bahwa dengan sarana terbatas, kesadaran masyarakat masih kurang,” ujarnya.
Menurutnya, yang paling penting adalah semangat gotong royong dan kontribusi nyata setiap warga.
“Kita tidak perlu sibuk mencari kambing hitam. Yang paling bijak adalah bagaimana kita berkontribusi untuk negeri kita ini,” pungkas Amsakar. (*)


