PENGURUS Kota (Pengkot) Muaythai Indonesia Kota Batam menggelar Pelatihan Daerah (Pelatda) Muaythai Indonesia 2025 sebagai langkah strategis dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), khususnya wasit, juri, dan pelatih.
Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari, mulai 20 hingga 22 Desember 2025, bertempat di Nagoya Mansion Hotel, Batam.
Ketua Muaythai Indonesia Kota Batam, Asani S.M., menyampaikan bahwa Pelatda kali ini menghadirkan instruktur langsung dari Pengurus Besar Muaythai Indonesia (PBMI), yakni Opniel Untung dan Donny Darmadi, yang didatangkan dari Jakarta.
“Pelatda ini kami rancang untuk menyamakan persepsi dan meningkatkan kompetensi wasit, juri, serta pelatih Muaythai di Batam. Kegiatan ini juga melibatkan Pengurus Provinsi, sehingga peserta tidak hanya berasal dari Batam, tetapi juga dari kabupaten dan kota lain di Kepulauan Riau,” ujar Asani.
Ia merinci, peserta Pelatda berasal dari Tanjungpinang sebanyak tujuh orang, Karimun dua orang, Kabupaten Lingga satu orang, serta peserta dari berbagai camp Muaythai di bawah naungan Muaythai Indonesia Kota Batam. Secara keseluruhan, jumlah peserta mencapai 26 orang.
Asani menjelaskan, fokus utama Pelatda 2025 adalah pendalaman rule dan regulasi Muaythai amatir sesuai standar IFMA (International Federation of Muaythai Associations) yang menjadi rujukan resmi PBMI, baik di tingkat nasional maupun internasional.
“Seluruh pertandingan Muaythai amatir mengacu pada regulasi IFMA. Oleh karena itu, wasit, juri, dan pelatih wajib memiliki pemahaman yang seragam agar tidak terjadi perbedaan interpretasi aturan saat pertandingan,” jelasnya.
Selain mendapatkan pembekalan materi, peserta Pelatda juga berhak memperoleh sertifikasi resmi nasional dari PBMI. Sertifikat tersebut menjadi syarat mutlak bagi wasit dan juri untuk bertugas dalam kejuaraan resmi, serta bagi pelatih dalam mendampingi atlet di ajang nasional.
Pelatda Muaythai Indonesia 2025 ini mendapat dukungan penuh dari KONI Kota Batam sebagai bagian dari persiapan menuju Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Kepulauan Riau 2026. Batam sendiri memasang target tinggi pada cabang olahraga Muaythai.
“Target kami di Porprov Kepri 2026 adalah juara umum. Untuk itu, pembinaan tidak hanya menyasar atlet, tetapi juga SDM pendukung seperti wasit, juri, dan pelatih,” tegas Asani.
Ketua Harian Muaythai Indonesia Kota Batam, Henri Koto, menambahkan bahwa Pelatda ini menjadi jawaban atas kebutuhan sertifikasi bagi wasit dan juri yang sebelumnya belum memiliki legalitas resmi.
“Tanpa sertifikat, wasit dan juri tidak dapat bertugas secara sah. Melalui Pelatda ini, mereka kini memiliki sertifikat resmi dan bisa ditugaskan di event antar kota, provinsi, hingga nasional,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Muaythai Indonesia Provinsi Kepulauan Riau, Kompol Yudi Arta Rustam, menilai Pelatda ini krusial karena membahas tiga aspek utama dalam Muaythai, yakni moral dan etika, pemahaman rule dan regulasi, serta penguasaan teknik yang benar.
“Muaythai berada di bawah satu federasi dunia, IFMA, dengan standar aturan yang sama di seluruh negara. Jika tidak mengikuti perkembangan ini, kita akan tertinggal,” katanya.
Ia berharap, ilmu yang diperoleh peserta dapat diterapkan secara langsung di camp masing-masing, termasuk melalui peningkatan agenda sparring dan pertandingan internal.
Ketua Perwasitan PBMI, Opniel Untung, turut menyampaikan optimismenya terhadap potensi Muaythai Indonesia, termasuk Batam, yang dinilai memiliki kekuatan besar jika dibina secara konsisten.
“Indonesia memiliki skill dan mental bertarung yang kuat. Batam sebagai daerah multi-etnis adalah aset besar. Dengan pembinaan yang tepat dan berkelanjutan, kita mampu bersaing di tingkat dunia,” pungkasnya.
(zah)


