NEGARA Singapura dan Thailand telah dihapus dari daftar negara tempat para pelancong harus dikarantina ketika memasuki Inggris. Kebijakan itu sebelumnya dilakukan untuk mencoba mengekang penyebaran virus korona.
Demikian dikatakan Menteri Transportasi Inggris Grant Shapps pada Kamis (17/9) seperti dilansir dari Strait Times.
“Mulai pukul 4 pagi pada hari Sabtu, penumpang yang tiba ke Inggris dari tujuan ini tidak perlu lagi mengisolasi diri, selama mereka belum masuk atau transit melalui negara non-pengecualian lainnya dalam 14 hari sebelum kedatangan mereka,” begitu pernyataan menurut Situs web pemerintah Inggris sepert dikutip dari Strait Times.
Sementara Slovenia dan Guadaloupe, telah ditambahkan ke dalam daftar negara dimana warganya perlu mengisolasi diri selama 14 hari saat tiba di Inggris.
“Siapa pun yang tiba di Inggris dari kedua negara ini setelah jam 4 pagi pada hari Sabtu (19/9) harus mengisolasi diri selama 14 hari,” begitu tulis pernyataan pemerintah Inggris di Twitter.
Seperti dikutip dari BBC, kedua negara itu juga telah ditambahkan ke daftar karantina negara Wales. Sementara kedatangan di Wales dari Gibraltar dan Thailand tidak perlu diisolasi sendiri lagi.
Departemen Transportasi di Inggris mengatakan telah terjadi “perubahan signifikan baik pada tingkat dan kecepatan kasus terkonfirmasi virus korona” di Slovenia dan Guadeloupe. Data dari Slovenia menunjukkan bahwa angka kasus tujuh hari adalah 29,1 per 100.000 orang. Naik dari 14,4 pada tujuh hari sebelumnya.
Sementara untuk Guadeloupe telah meningkat lebih dari enam kali lipat dalam empat minggu terakhir. Ketika tarif suatu negara naik di atas 20, pemerintah Inggris mempertimbangkan untuk memberlakukan pembatasan karantina.
Wisatawan yang tidak mengisolasi diri dapat didenda £ 1.000 (S $ 1.757) di Inggris, Wales, dan Irlandia Utara, atau £ 480 di Skotlandia.
Untuk saat ini, wisatawan dari Singapura dan Thailand telah ditambahkan ke daftar Koridor Perjalanan Inggris, yang berarti mereka tidak lagi harus masuk karantina pada saat kedatangan.
(*)
Sumber : Strait Times / Twitter / BBC