TAMARA Geraldine sudah lama tidak terlihat. Ia memutuskan mundur perlahan sejak 2004 silam. Wanita ini lebih konsen menjadi seorang pebisnis. Tidak hanya itu, Tamara juga menyalurkan kembali hobinya menulis hingga akhirnya meluncurkan sejumlah buku.
Yang terbaru, ia meluncurkan buku berjudul “Indo’s Twenty Super Stories”. Buku ini mengisahkan tentang seluk beluk industri hiburan tanah air yang dilihat selama 20 tahun dirinya berkarier.
“Buku ini bercerita tentang kejadian-kejadian yang luput dari meriah dan gemerlapnya cahaya panggung. Kisah-kisah yang terjadi di belakang panggung yang tidak terlihat orang,” ujar Tamara Geraldine dalam peluncuran bukunya beberapa waktu lalu, dikutip Tempo.
Bukan tanpa alasan Tamara menyoroti industri hiburan. Tamara mengaku punya pertanyaan yang sangat menggelitik dirinya selama berkecimpung di dunia hiburan. Yaitu bagaimana hubungan sebenarnya antara artis pengisi acara dengan event organizer. Siapa yang sebenarnya memainkan peran utama, apakah sang artis sebagai bintang utama atau event organizer sebagai pihak yang menyediakan acara.
“Siapa yang lebih penting. Selalu dikatakan artis lebih penting, tapi saya melihat bahwa EO memiliki peranan yang luar biasa bahkan sebelum pertunjukan itu dimulai,” ujarnya. “Jika ada klien yang menginginkan artis A misalnya, bisa saja EO mengatakan artis tersebut sedang penuh jadwal, padahal tidak. Jadi siapa yang sebenarnya yang lebih penting.”
Tergerak dari hal tersebut Tamara mengisahkannya dalam 20 cerita pendek. Ia pun mengemasnya dengan menggambarkan kisah antara tokoh Ballerina (artis pengisi acara) dan Benitez (event organizer).
“Ada juga kisah-kisah para artis yang buat saya lucu, tapi akhirnya bisa menjadi pembelajaran untuk siapapun. Untuk artis baru, event organizer dan siapa saja,” kata dia.
Untuk memperkaya kisah dalam bukunya, Tamara melibatkan Tito Kadaryanto selaku owner dari Indolima Perkasa dan Jeffry Waworuntu dari Ruth Sahanaya Productions sebagai narasumber.
“Buku ini unik, benar-benar menggambarkan apa yang terjadi di industri hiburan tanah air antara si artis dan event organizer. Tapi ditulis dengan ringan dan menarik, seperti khas seorang Tamara Geraldine,” ujar Tito.
Buku ini pun menurutnya sebagai sebuah persembahan bagi para event organizer yang sudah ataupun tertarik berkecimpung di industri hiburan tanah air.
“Karena melalui buku ini saya juga ingin berbagi bagaimana event organizer harus mengambil posisi,” katanya. ***