Dengan mengakses situs GoWest.ID, anda setuju dengan kebijakan privasi dan ketentuan penggunaannya.
Setuju
GoWest.IDGoWest.ID
  • Reportase
    ReportaseSimak lebih lanjut
    Kecelakaan Maut di Bundaran Dompak Tanjungpinang, Dua Pengendara Tewas
    27 menit lalu
    Disdukcapil Batam Siapkan Pencetakan KTP di Tiap Kecamatan
    35 menit lalu
    Warga Patam Lestari Resah Akibat Penimbunan Sungai
    42 menit lalu
    Polda Kepri Amankan 5 Kilogram MDMB-4EN Pinaca, Bahan Baku Ganja Sintetis
    58 menit lalu
    Ditresnarkoba Kepri Ungkap 26 Kasus dan Amankan 39 Tersangka Tindak Pindana Narkotika
    4 jam lalu
  • Ragam
    RagamSimak lebih lanjut
    Dunia Sepakbola Berduka, Diogo Jota Meninggal Dunia Akibat Kecelakaan
    2 hari lalu
    Disdik Batam Catat 1.039 Siswa Belum Tertampung di Sekolah Negeri
    4 hari lalu
    Proses SPMB SD Selesai, Pemko Batam Cari Solusi Calon Siswa Tak Tertampung
    7 hari lalu
    Pemberlakuan Jam Malam untuk Pelajar di Tanjungpinang Mulai Tahun Ajaran 2025/2026
    1 minggu lalu
    Bandar Rhio Tanjungpinang, Juli 1846
    2 minggu lalu
  • Data
    DataSimak lebih lanjut
    Taman Rusa Sekupang, Batam
    7 hari lalu
    Raja Ja’far Ibn Raja Haji Fisabilillah (Yang Dipertuan Muda Riau VI)
    7 hari lalu
    Pulau Citlim, Karimun
    1 minggu lalu
    Pulau Pekajang, Lingga
    2 minggu lalu
    Pulau Combol (Tjombol)
    1 bulan lalu
  • Program
    ProgramSimak lebih lanjut
    #Full Pelayanan Publik BP Batam : Ngobrol Bareng Deputi VI, Ariastuty Sirait
    23 jam lalu
    Pelayanan Publik BP Batam : Ngobrol Bareng Deputi VI, Ariastuty Sirait #ComingSoon
    3 hari lalu
    Ngobrol Everywhere | Bicara Pelayanan Umum BP Batam Bersama Ariastuty Sirait
    4 hari lalu
    “Segudang Masalah Nelayan di Perairan Teluk Belian” | NGOBROL EVERYWHERE (Full)
    7 bulan lalu
    17
    Ngobrol Everywhere | Nelayan Bengkong dan Segudang Masalahnya
    7 bulan lalu
  • Sudah Punya Akun?
TELUSUR
  • Reportase
    • Artikel
    • Serial
    • In Depth
    • Berita Video
    • Cerita Foto
    • Live!
  • Ragam
    • Budaya
    • Pendidikan
    • Lingkungan
    • Sports
    • Histori
    • Catatan Netizen
  • Data
    • Infrastruktur
    • Industri
    • Statistik
    • Kode Pos
    • Rumah Sakit
    • Rumah Susun
    • Tokoh
    • Wilayah
    • Situs Sejarah
    • Seni
  • Partner
    • VOA Indonesia
    • BenarNews.org
  • Yang Lain
    • Tentang Kami
    • Disclaimer
    • Privacy Policy
    • Pedoman Media Siber
Menyimak: Tak Ada Beras, Gandum pun Jadi
Sebar
Notifikasi Simak lebih lanjut
Aa
Aa
GoWest.IDGoWest.ID
  • Reportase
  • Ragam
  • Program
  • Data
  • Reportase
    • Artikel
    • Serial
    • In Depth
    • Berita Video
    • Cerita Foto
    • Live!
  • Ragam
    • Budaya
    • Pendidikan
    • Lingkungan
    • Sports
    • Histori
    • Catatan Netizen
  • Data
    • Infrastruktur
    • Industri
    • Statistik
    • Kode Pos
    • Rumah Sakit
    • Rumah Susun
    • Tokoh
    • Wilayah
    • Situs Sejarah
    • Seni
  • Partner
    • VOA Indonesia
    • BenarNews.org
  • Yang Lain
    • Tentang Kami
    • Disclaimer
    • Privacy Policy
    • Pedoman Media Siber
Sudah Punya Akun di GoWest.ID? Sign In
Ikuti Kami
  • Advertorial
© 2025 Indonesia Multimedia GoWest. All Rights Reserved.
Histori

Tak Ada Beras, Gandum pun Jadi

Redaksi
Editor Redaksi 3 tahun lalu 563 disimak
Sebar
180
SEBARAN
ShareTweetTelegram

KENAIKAN harga gandum karena perubahan iklim dan perang Rusia-Ukraina membuat harga mi instan merangkak naik. Bahkan, sempat disebut bakal naik tiga kali lipat. Kabar ini menjadi perhatian publik karena mi instan merupakan makanan populer orang Indonesia.

Popularitas mi instan tak dapat dilepaskan dari awal mula perkenalan masyarakat Indonesia dengan gandum di masa awal Orde Baru.

Pada 1960-an, krisis ekonomi menghantam Indonesia. Inflasi yang menembus 650% menyebabkan kesejahteraan rakyat merosot . Kondisi itu memicu gelombang unjuk rasa mahasiswa yang menyuarakan Tritura (tiga tuntutan rakyat): bubarkan PKI, rombak Kabinet Dwikora, dan turunkan harga pangan.

Jenderal TNI Soeharto yang menggulingkan Sukarno menyadari pentingnya beras bagi rakyat Indonesia. Namun, persediaannya tidak memadai. Dia pun meminta bantuan dari Amerika Serikat.

Menurut Richard Borsuk dan Nancy Chng dalam Liem Sioe Liong dan Salim Group: Pilar Bisnis Soeharto, negara-negara Barat yang dipimpin Amerika Serikat menyadari pentingnya menyalurkan bantuan makanan untuk menopang kebutuhan pangan masyarakat Indonesia di bawah kepemimpinan Soeharto yang anti-komunis. Setelah bertemu dengan Menteri Luar Negeri Adam Malik, Wakil Presiden Amerika Serikat Hubert Humphrey menyurati Presiden Amerika Serikat Lyndon Baines Johnson.

“Indonesia membutuhkan banyak sekali beras dan sedang berupaya mendapatkan beras tidak hanya dari AS… Meski begitu, mereka membutuhkan jauh lebih banyak dari AS… Saya menyarankan peningkatan penggunaan gandum dan bulgur (gandum tumbuk)…,” tulis Humphrey.

Amerika bisa memenuhi sebagian permintaan beras, tapi Soeharto terus meminta lebih banyak, mengingat ketergantungan orang Indonesia pada beras. Di sisi lain, Amerika ingin mempromosikan gandum yang melimpah.

Penasihat Keamanan Nasional Amerika Walter Rostow melaporkan bahwa Amerika berharap Indonesia seperti India bersedia belajar mengonsumsi gandum. Amerika kekurangan beras dan berniat meningkatkan areal tanaman padi seluas 20 atau 30 persen, tapi Amerika bisa mengirim gandum saat ini juga. Presiden Johnson yakin masyarakat Indonesia akan menyukai gandum ketika sudah terbiasa mengonsumsinya.

“Seiring waktu, Soeharto mengisyaratkan bahwa gandum boleh juga kalau beras tidak bisa ditambah lagi,” tulis Borsuk dan Chng.

Akhirnya, pemerintah Indonesia menerima bantuan gandum dari Amerika meski kebanyakan rakyat Indonesia belum terbiasa mengonsumsi makanan olahan gandum seperti roti. Pada 1967, hanya kalangan menengah atas yang telah terbiasa mengonsumsi roti, makanan orang Eropa di zaman kolonial.

Gandum bantuan Amerika digiling di Singapura karena Indonesia belum memiliki pabrik penggilingannya. Saat mi instan hadir pertama kali di Indonesia pada 1968, PT Lima Satu Sankyu, perusahaan yang memproduksi Supermi, harus mengimpor bahan bakunya tepung terigu.

Pabrik penggilingan tepung terigu pertama di Indonesia didirikan oleh The Gang of Four, julukan untuk Liem Sioe Liong, Djuhar Sutanto, Ibrahim Risjad, dan Sudwikatmono, saudara sepupu Soeharto. Pada 1969, mereka mendaftarkan PT Boga Sari dengan modal awal Rp500 juta. Ketika Soeharto menyetujui proyek tersebut, namanya diubah menjadi Bogasari Flour Mills.

Borsuk dan Chng menyebut sejak awal sudah jelas manfaat yang bisa diraup Soeharto dari pembangunan Bogasari. Anggaran Dasarnya pada 1970 menyatakan bahwa 26 persen keuntungan diberikan kepada Yayasan Harapan Kita yang diketuai Ibu Tien Soeharto, dan Yayasan Dharma Putra milik Kostrad. Soeharto adalah Panglima Kostrad pada 1965.

Soeharto meresmikan pabrik Bogasari di kawasan Tanjung Priok, Jakarta, pada 29 November 1971. Dalam sambutannya, Soeharto mendorong masyarakat agar terbiasa mengonsumsi makanan-makanan berbahan olahan gandum.

“Kalau dahulu roti dan kue-kue dari tepung terigu hanya merupakan makanan golongan yang berpunya saja, sekarang telah menjadi bahan makanan masyarakat yang lebih luas dan tampaknya juga lebih praktis. Lagi pula bahan makanan dari tepung terigu termasuk bernilai gizi yang tinggi,” kata Soeharto dalam Berita Industri tahun 1972.

Bisnisnya berkembang membuat Bogasari menambah pabrik pengolahan gandum di kawasan Tanjung Perak, Surabaya. Dalam Jatuh Bangun Keluarga Salim Membesarkan Bogasari terbitan Tempo Publishing disebutkan, pabrik pengolahan gandum di Tanjung Priok telah berkali-kali diperluas. Pabrik itu mampu menghasilkan 500.000 ton terigu setahun. Guna meningkatkan produksi, pabrik pengolahan gandum yang berada di Tanjung Perak juga turut diperluas agar dapat memproduksi gandum dalam jumlah yang besar.

Sebagai penghasil tepung terigu, Bogasari menyasar pabrik-pabrik mi instan sebagai konsumennya. Seiring berjalannya waktu, Liem juga membangun pabrik mi instan dengan merek Sarimi. Sarimi kemudian merger dengan Indomie dan mengambil alih Supermi. Salim Group pun mendominasi pasar mi instan dengan tiga merek, terutama Indomie.

Menurut Borsuk dan Chng, pada masa-masa awal Bogasari, Salim tidak mendapatkan pemasukan besar karena konsumsi tepung relatif kecil. Namun, bisnis ini disiapkan untuk tumbuh berkembang karena dilindungi oleh penguasa dari persaingan. Di samping itu, ketika gagal panen mengakibatkan kelangkaan beras, pemerintah Soeharto menganjurkan konsumsi makanan berbasis tepung, yaitu roti dan mi.

“Setelah Salim menjadi raksasa mi instan, gandum menjadi bagian menu makanan orang Indonesia,” tulis Borsuk dan Chng. “Indonesia melompat menduduki tempat kedua konsumsi mi instan global setelah Tiongkok.”

(*)

Sumber: historia.id

Pilihan Artikel untuk Anda

Bandar Rhio Tanjungpinang, Juli 1846

Catatan J.G. Schot Tentang Kepulauan Batam (XI – XII Selesai)

Catatan J.G. Schot Tentang Kepulauan Batam (Bagian X)

Catatan J.G. Schot Tentang Kepulauan Batam (Bagian IX)

Catatan J.G. Schot Tentang Kepulauan Batam (Bagian VIII)

Kaitan indomie, Liem Sioe Liong, Soeharto
Redaksi 14 Agustus 2022 14 Agustus 2022
Apa yang anda pikirkan
Suka sekali0
Sedih0
Gembira0
Tal peduli0
Marah0
Masa bodoh0
Geli0
Artikel Sebelumnya Bakamla Bangun Rusun untuk Personel di Batam
Artikel Selanjutnya Berkas 10 Parpol Belum Lengkap, KPU: Bisa Gugur Ikut Pemilu 2024
Tinggalkan Komentar

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

APA YANG BARU?

Kecelakaan Maut di Bundaran Dompak Tanjungpinang, Dua Pengendara Tewas
Artikel 27 menit lalu 55 disimak
Disdukcapil Batam Siapkan Pencetakan KTP di Tiap Kecamatan
Artikel 35 menit lalu 50 disimak
Warga Patam Lestari Resah Akibat Penimbunan Sungai
Artikel 42 menit lalu 59 disimak
Polda Kepri Amankan 5 Kilogram MDMB-4EN Pinaca, Bahan Baku Ganja Sintetis
Artikel 58 menit lalu 69 disimak
Ditresnarkoba Kepri Ungkap 26 Kasus dan Amankan 39 Tersangka Tindak Pindana Narkotika
Artikel 4 jam lalu 71 disimak

POPULER PEKAN INI

Truk Pengangkut Pasir Tabrak Dua Mobil di Batam
Artikel 5 hari lalu 384 disimak
Penumpang Super Air Jet Meninggal Dalam Penerbangan Semarang-Batam
Artikel 5 hari lalu 365 disimak
Touring Bintan X-MOC Batam Kepri 2025, Merekatkan Kembali Tali Persaudaraan
Artikel 3 hari lalu 361 disimak
Penataan Infrastruktur Jalan di Batam; Akan Ada Jalur Khusus Roda Dua, Truk dan Bus
Artikel 5 hari lalu 327 disimak
247 Warga Korban Penipuan Sertifikat Tanah, Polisi Jelaskan Peran para Tersangka
Artikel 3 hari lalu 309 disimak
- Pariwara -
Ad imageAd image
about us

Kami berusaha menjadi CITIZEN yang netral dan objektif dalam menyampaikan pandangan serta pikiran tentang apapun di dunia ini.

  • Tentang Kami
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
Ikuti Kami
© Indonesia Multimedia GoWest 2025. All Rights Reserved.
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?