UPAYA mengendalikan inflasi dan meningkatkan perekonomian warga setempat, Bank Indonesia (BI) perwakilan Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) memberikan bantuan 1.000 bibit cabai kepada kelompok tani di Kabupaten Natuna, Provinsi Kepri.
Bantuan 1.000 bibit cabai diserahkan secara simbolis oleh Kepala Perwakilan BI Provinsi Kepri, Musni Hardi K Atmaja, disaksikan oleh Bupati Natuna dan Kepala Bank Riau Kepri Syariah wilayah Ranai.
“Mudah mudahan ini bermanfaat bagi para petani dan masyarakat Natuna,” kata Musni di sela kegiatan “High Level Meeting” Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Tim Percepatan & Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) Kabupaten Natuna di Ranai, Natuna, Rabu (23/11/2022).
Dalam upaya pemulihan ekonomi masyarakat setempat, lanjut Musni, BI juga telah membentuk Tim Fungsi Pelaksana Pengembangan UMKM Keuangan Inklusif Syariah (FPPUKIS) Bank Indonesia Kepri untuk melakukan berbagai kegiatan.
Di antaranya, diskusi dengan pemerintah setempat dengan tema “Sinergi Menjaga Stabilitas Harga untuk Mendukung Akselerasi Pemulihan Ekonomi di Natuna.” dan “Akselerasi Digitalisasi Kabupaten Natuna melalui Elektronifikasi Transaksi Pemda dan Perluasan Ekosistem Pembayaran Digital.”
Sementara itu, Bupati Natuna, Wan Siswandi, mengucapkan terima kasih atas upaya BI dalam meningkatkan perekonomian masyarakat di daerahnya melalui berbagai kegiatan.
“Secara umum ada lima pilar percepatan pembangunan Natuna yang dicanangkan oleh Presiden, yaitu kelautan dan perikanan melalui SKPT, Pariwisata melalui kawasan geopark nasional, Migas, pertahanan dan keamanan, serta Lingkungan Hidup,” kata Wan Siswandi.
Terkait inflasi, ia menyampaikan beberapa hal yang telah pemerintah daerah lakukan, di antaranya pemantauan ketersediaan pasokan bahan baku dan memonitor distribusinya hingga ke kecamatan.
“Stabilitas harga barang setiap kecamatan juga terus kami pantau, untuk pendistribusian ada kapal-kapal pemerintah yang membawa sembako mulai dari Pelni, Tol Laut, dan kapal swasta,” ujarnya.
Menurutnya, itu semua sebagai upaya memberikan pelayanan kepada masyarakat dan pengendalian inflasi di Kabupaten Natuna.
Selain itu, menurutnya faktor cuaca juga menjadi pemicu kenaikan harga dan keterbatasan persediaan karena kapal-kapal pembawa sembako tidak bisa berlayar pada musim tertentu.
“Akses transportasi menjadi salah satu penentu kenaikan maupun kestabilan harga, baik itu moda transportasi laut maupun udara,” ungkapnya.
(*)
Sumber: Antara