SETIAP tanggal 10 Januari, masyarakat dunia merayakan Hari Sejuta Pohon. Meski tidak banyak selebrasi yang digelar, penting untuk mengetahui kelestarian pohon yang bermanfaat banyak bagi manusia.
Pohon, batang hidup dengan juntaian daun hijau, dan memiliki proses fotosintesis yang mengagumkan, menjadi komponen alam penting bagi manusia dan hewan.
Pohon diketahui dapat mengurangi kadar CO2 di udara dan menghasilkan O2. Pohon juga dapat menahan laju air sehingga akan lebih banyak yang terserap ke dalam tanah.
Menurut penelitian, tegakan hutan yang berdaun jarum mampu membuat 60 persen air hujan terserap tanah. Bahkan tegakan hutan yang berdaun lebar mampu membuat 80 persen air hujan terserap tanah. Dengan kemampuan ini akan meningkatkan cadangan air tanah yang berujung pada kesejahteraan manusia.
Pemerintah Indonesia mulai menerapkan kebijakan soal kelestarian pohon melalui Gerakan Satu Miliar Pohon.
Menteri Kehutanan saat itu, Zulkifli Hasan (menjabat 2009 – 2014), dalam Hari Menanam Pohon Indonesia di kawasan hutan kompleks Bandara Soekarno Hatta, pada November 2013, mengatakan penanaman pohon dari Januari hingga Oktober 2012 telah mencapai 732 juta pohon.
Atau sudah memenuhi 70 persen dari target satu miliar batang.
Namun, saat itu ditegaskan oleh anggota Dewan Kehutanan Nasional Martua Sirait, tidak perlu banyak seremoni untuk perayaan Hari Sejuta Pohon.
“Yang penting bukan hanya menanam, tapi menjamin pohon yang ditanam itu jadi (hidup dan bertumbuh, Red),” kata Martua dikutip dari situs nationalgeographic.co.id.
Gerakan Satu Juta Pohon pertama kali dicanangkan Presiden Soeharto pada 10 Januari 1993.
Pada Minggu, 10 Januari 1993, bertempat di lapangan Monumen Nasional, Jakarta, Presiden dan Ny Tien Soeharto, Wapres dan Ny EN Sudharmono, Gubernur DKI Jakarta dan Ny Surjadi, meresmikan Taman Medan Merdeka.
Kepala negara ketika itu mengirimkan sinyal kuat kepada bangsa ini soal penghijauan.
Kawasan Medan Merdeka dulu memang belum sehijau sekarang. Di kawasan Medan Merdeka, tepatnya dekat sisi Medan Merdeka Selatan, bahkan terdapat kolam renang hingga sentra permainan boling.
Kini, warga Jakarta cukup beruntung Taman Medan Merdeka sepenuhnya menghijau. Meski taman itu kini dipagari, harus dimaknai positif demi masa depan taman itu sendiri.
Sinyal kuat yang dulu dikirimkan Presiden Soeharto kiranya tercapai, yakni tetap ”hijaunya” kawasan Taman Medan Merdeka.
Di hari itu, 10 Januari 1993, Presiden Soeharto juga mengumumkan bahwa tahun 1993 adalah Tahun Lingkungan. Secara bersamaan, Presiden juga menetapkan tanggal 5 November sebagai Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional.
Apakah sebuah kebetulan ketika pada 10 Januari, Presiden Soeharto mengumumkan sejumlah hal penting terkait lingkungan? Ternyata tidak.
Tiap tanggal 10 Januari, masyarakat internasional merayakan hari sejuta pohon sedunia. Di Taman Medan Merdeka, dalam acara pencanangan itu, Presiden Soeharto kemudian menanam pohon beringin kembar. Ya, beringin kembar seperti di alun-alun sejumlah keraton di Jawa. Jadi, Anda tidak salah baca.
Namun positifnya, Presiden Soeharto juga mengajak masyarakat di seluruh tanah air untuk ikut menanam pohon sebagai realisasi dari Gerakan Menanam Sejuta Pohon.
Tajuk rencana Kompas, Selasa, 12 Januari 1993, pun memberikan pujian.
”Kesadaran tentang lingkungan hidup tumbuh dalam kalangan pemerintahan dan masyarakat mendahului kehadiran Gerakan Hijau di berbagai negara industri. Hidup di tengah lingkungan alam, bersama alam dan dari alam, amat kuat pada masyarakat petani seperti negeri kita,” demikian bunyi tajuk rencana di hari itu.
—————————–
Sumber : NATIONAL GEOGRAPHIC / SATU HARAPAN / ARSIP KOMPAS