WARGA pulau Amat Belanda Kecamatan Belakang Padang, masih menunggu kabar baik tentang pembangunan jembatan sepanjang 300 meter, yang menghubungkan antara Pulau Belakang Padang dan Amat Belanda.
RT Amat Belanda, Calak Bin Sazam sangat berharap bahwa jembatan tersebut bisa segera terealisasi, agar mengangkat taraf hidup warga dari pulau yang dulu dikenal sebagai lokalisasi tersebut.
Sejatinya, jarak terdekat dari Amat Belanda ke Belakang Padang hanya 300 meter. Sehingga ketika air laut surut, ada jalan pasir membentang yang bisa diseberangi warga Amat Belanda yang mau beraktivitas di Belakang Padang.
Biasanya selalu dimanfaatkan kalangan pelajar (anak-anak sekolah) atau warga yang ingin berobat ke Belakang Padang.
“Kalau sedang tidak surut, mau tak mau kami mengarung laut. Karena baik itu saat sakit, melahirkan atau meninggal, semuanya ke Belakang Padang. Kami sudah ajukan ke pemerintah agar dibuat jembatan ke Belakang Padang, agar bisa mempermudah masyarakat kami,” kata Calak, Senin (8/11).
Kondisi geografis Amat Belanda yang terpisah oleh laut dengan pulau lainnya, memang menjadi suatu problem bagi warga Amat Belanda yang ingin berobat baik itu ke Belakang Padang atau Batam.
Ketika laut sedang pasang, maka harus mencarter perahu boat agar bisa pergi ke Belakangpadang, maupun ke Batam. Ongkosnya sebesar 150 ribu sekali jalan, jika ingin pergi ke Batam.
Menanggapi hal tersebut, Camat Belakang Padang, Yudi Admadji mengatakan sebenarnya di pembahasan Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) 2020, sudah disepakati mengenai pembangunan jembatan sepanjang 300 meter ini.
“Kami minta bantuan dari dinas terkait, karena bangun jembatan itu tidak bisa gunakan dana Percepatan Infrastruktur Kelurahan (PIK). Kalau dipakai, nanti dananya semua habis tersedot kesana,” jelasnya.
Yudi mengatakan pembangunan jembatan tersebut sudah menjadi usulan prioritas.
“Kalau ada jembatan itu, maka akan maju Amat Belanda, karena aktivitas lebih mudah,” paparnya.
*(rky/GoWest)