RATUSAN warga dari Kavling Siap Bangun (KSB) dan Perumahan Winner Mangrove Millenium, yang terletak di Kelurahan Patam Lestari, Kecamatan Sekupang, khawatir terkait aktifitas penimbunan yang terjadi pada aliran sungai menuju muara di sekitar lokasi tempat tinggal mereka.
Diketahui, sungai yang sebelumnya memiliki lebar puluhan meter kini menyusut hingga hanya sekitar tiga meter. Fenomena ini menyebabkan banjir setiap kali hujan turun, yang diakibatkan oleh penimbunan ilegal.
Berdasarkan pengamatan di lapangan, penimbunan diduga dilakukan oleh sebuah perusahaan penyedia material terbesar di Sekupang. Setiap hari, truk-truk pengangkut material bangunan terlihat aktif beroperasi untuk menimbun sungai dengan serpihan bangunan.
Warga telah melayangkan keluhan kepada perangkat RT/RW setempat. Lurah Patam Lestari, Iqbal, bahkan telah meninjau lokasi untuk melakukan verifikasi. Pada Senin (26/6/2025) lalu, ia bersama warga diinformasikan telah menghentikan sementara aktivitas penimbunan tersebut.
“Jangan lakukan penimbunan pada sungai, apalagi tanpa izin,” tegas Iqbal kepada pihak pengelola lokasi.
Namun, meski telah ada peringatan, penimbunan kembali terjadi secara sembunyi-sembunyi, terutama pada malam hari.
Berdasarkan Izin Prinsip No. 150/IP/KA/10/2015 yang dikeluarkan pada 15 Oktober 2015, area tersebut seharusnya digunakan untuk pembangunan pertokoan atas nama individu, bukan untuk penimbunan aliran sungai.
Seorang warga menyebut masalah ini telah dikeluhkan sejak dua tahun lalu. Dulu, jarak antara sungai dan perumahan mencapai 30 meter, dengan aliran air yang lancar menuju laut.
“Mereka menimbun sedikit demi sedikit. Sekarang, jaraknya hanya sekitar empat meter,” ungkapnya, didukung oleh warga lain. Ia juga mencurigai bahwa penimbunan ini dilakukan secara ilegal, karena puing bangunan yang digunakan, bukan tanah. Tidak ada plang proyek yang terlihat, dan dalam beberapa pekan terakhir, air telah meluap ke permukiman saat hujan.
“Kami meminta pemerintah segera turun tangan untuk menghentikan proyek ini. Jangan sampai menunggu sungai tertutup dan warga kebanjiran baru bertindak,” katanya.
Sejauh ini belum diperoleh informasi tentang maksud penimbunan oleh perusahaan yang disebut warga tersebut.
(dha)