ORGANISASI Kesehatan Dunia (WHO) telah melabeli pemulangan paksa warga negara Afghanistan dari Pakistan sebagai “kemunduran besar” bagi upaya pemberantasan polio, yang berkontribusi pada kebangkitan kembali penyakit lumpuh ini di kawasan tersebut.
Pakistan dan negara tetangga Afghanistan adalah dua negara endemi polio, yang masing-masing melaporkan 49 dan 23 kasus, pada tahun 2024 sejauh ini, naik dari hanya masing-masing enam kasus pada tahun 2023.
Kasus terbaru di Pakistan dikonfirmasi pada hari Kamis (14/11) di provinsi barat daya Balochistan, yang berbatasan dengan Afghanistan dan mencakup setengah dari kasus yang dilaporkan pada tahun 2024.
“Sampai Anda menyingkirkan polio sepenuhnya, polio akan muncul kembali, dan inilah yang kita lihat sekarang di Pakistan [di mana] hampir setengah dari distrik terinfeksi, dan di Afghanistan, sepertiga provinsi terinfeksi,” kata Hamid Jafari, direktur WHO untuk Mediterania Timur, pada hari Rabu saat membahas penyebab kebangkitan polio di kedua negara tersebut.
“Saya pikir kemunduran terbesar adalah pemulangan paksa warga negara Afghanistan yang menyebabkan perpindahan populasi secara besar-besaran dan tidak terduga di Pakistan dan melintasi perbatasan kedua negara dan di Afghanistan, sehingga virus berpindah bersama populasi ini,” kata Jafari dalam diskusi virtual yang diselenggarakan oleh Prakarsa Pemberantasan Polio Global (Global Polio Eradication Initiative/GPEI).
Pejabat Pakistan dan WHO mengatakan boikot vaksin di beberapa wilayah juga merupakan hasil dari propaganda palsu bahwa kampanye anti-polio adalah rencana Barat untuk mensterilkan anak-anak Muslim. Selain itu, militan anti-pemerintah di wilayah yang dilanda kekerasan seringkali melancarkan serangan mematikan terhadap tim polio, mencurigai mereka sebagai mata-mata untuk pihak berwenang, dan secara rutin mengganggu program vaksinasi di distrik-distrik dekat perbatasan dengan Afghanistan.
Larangan polio di Afghanistan
SAAT berbagi situasi polio terkini di Afghanistan, pejabat senior WHO menyatakan bahwa mereka bekerja sama dengan berbagai aktor dan mitra kemanusiaan untuk mempromosikan vaksinasi polio dan semua penyakit lainnya.
“Kami tidak dapat menerapkan vaksinasi dari rumah ke rumah,” kata Jafari, merujuk pada larangan yang diberlakukan oleh otoritas Taliban terhadap tim polio karena masalah keamanan. Pada bulan September, Taliban tiba-tiba menghentikan pengiriman vaksin dari rumah ke rumah di beberapa wilayah Afghanistan selatan, termasuk Kandahar, tanpa menyebutkan alasan apa pun secara terbuka.
Polio pernah melumpuhkan sekitar 20.000 anak di Pakistan setiap tahun hingga negara tersebut memulai kampanye vaksinasi nasional pada tahun 1990-an untuk mengendalikan infeksi, menurut WHO. Pada tahun 2019, ada 176 kasus yang dilaporkan di Pakistan dan Afghanistan. Namun, pada tahun 2021 dan 2022, kedua negara tersebut masing-masing hanya melaporkan satu dan dua infeksi.
[lt/ab]