- Nama : Moehamad Joesoef Abdul Kahar
- Dikenal : Yusuf Kahar
- Lahir : Pulau Senayang, Lingga, 1920
- Wafat : Penjara Tanjungpinang, 17 Januari 1948
Yusuf Kahar adalah tokoh pemuda yang menggelorakan semangat heroisme paska proklamasi Kemerdekaan RI, 17 Agustus 1945.
Ia berjuang di daerah Dabo Singkep dan sekitarnya, mendukung proklamasi kemerdekaan yang dideklarasikan di daerah Kepulauan Riau. Aksi heroiknya adalah memasang sejumlah bendera merah putih sebagai tanda Kepulauan Riau mendukung penuh proklamasi kemerdekaan yang dibacakan oleh duet Soekarno Hatta di Pegangsaan Timur nomor 56, Jakarta.
Sebagai bentuk perjuangannya di wilayah Kepulauan Riau, Yusuf Kahar tercatat bergabung di sejumlah organisasi kepemudaan seperti Komite Nasional Indonesia, Pemuda Republik Indonesia dan Party Kaum Buruh Indonesia yang berpusat di Singapura pada dekade 1940-an. Yusuf Kahar juga bergabung dalam Tentara Keamanan Rakyat (TKR).
Dalam sebuah catatan sejarah, pada bulan Mei 1946, situasi Dabo Singkep dan sekitarnya memanas. Pada masa itu, wilayah pulau Singkep merupakan primadona karena terdapat tambang timah yang melimpah. Penuba dan Dabo Singkep menjadi konsentrasi Belanda.
Puncaknya ketika satu kesatuan Anggota TKR dari Tembilahan menyerang pos Belanda di daerah Penuba pada 12 Juni 1946. Mereka dipimpin oleh Sersan Mayor Andris Kilak.
Yusuf Kahar ikut dalam penyerangan terhadap pos Belanda di Penuba tersebut. Dalam pertempuran melawan tentara Belanda tersebut, komandan Sersan Mayor Andris Kilak dan seorang anggota bernama Abdulrahman dilaporkan tewas. TKR asal Tembilahan yang dibantu para pemuda di Dabo Singkep mengalami kekalahan. Yusuf Kahar termasuk orang yang kemudian ditawan oleh tentara Belanda.
Selain Yusuf Kahar, beberapa aktifis pejuang di Kepulauan Riau seperti Said Abdullah, Sukarjo, Sukarwo, Encik Muhammad bin A. Kahar (saudara Yusuf Kahar) dan Ja’afar Panggabean, berhasil ditangkap tentara Belanda pada 21 Juni 1946.
Mereka dibawa ke Tanjungpinang dan dijebloskan ke dalam penjara. Dalam proses tawanan dan menjalani peradilan oleh tentara Belanda, Yusuf Kahar dikabarkan meninggal dunia.
Sebuah catatan sejarah yang dinukil oleh GoWest.ID tentang Yusuf Kahar, yang bersangkutan menghembuskan nafas terakhir pada 17 Januari 1948.
Awalnya, jasad Yusuf Kahar dimakamkan di Kampoeng Boekit (TPU Taman Bahagia, pen). Namun, pada tahun 1976, makam almarhum Yusuf Kahar dipindah oleh Pemerintah Kabupaten Kepulauan Riau (saat itu, pen) ke Taman Makam Pahlawan Pusara Bakti, Batu 5. Pada nisannya tertulis : “M.Y. Kahar 1948”
Mengenang Yusuf Kahar
Sebagai bentuk penghormatan terhadap jasa-jasanya terhadap tanah air, Pemerintah kabupaten Kepulauan Riau (sebelum dimekarkan menjadi provinsi sendiri, pen), menyematkan namanya pada sebuah ruas jalan yang terbentang di pusat kota Tanjungpinang, mulai simpang empat dekat masjid raya Tanjungpinang hingga di persimpangan jalan Diponegoro dan S.M. Amin.
(ham)